Tahukah kau?
Yang paling kutakutkan adalah
Jika kita tidak lagi saling mencari….
Tidak lagi ingin saling menyapa dan memberi kabar
Karena tak ada lagi riak-riak rindu
Bahkan mungkin kita saling lupa
Tahukah kau?
Yang paling kutakutkan adalah
pagi kita yang sepi dari gelak tawa
kopi kita dingin tak tersentuh
seperti diskusi pagi kita yang hambar tanpa rasa…
dan roti kutelan seolah duri
Tahukah kau?
Yang paling kutakutkan adalah
Tatkala siang berlalu sia-sia
Tak lagi kutemui sapamu bahkan tutur halusmu
mengingatkan saat makan siang ataupun sholat karena
bagimu aku tak ada bahkan juga tak penting lagi.
Matahari bagiku seolah padam dan kabut
menyelimuti hati seperti serpihan retak
gemawan yang tiris menjadi gerimis…
seperti itu embun jatuh dari mataku
Tahukah kau?
Yang paling kutakutkan adalah
Malam berlalu senyap, murung dan
suram tanpa cahaya, meski bulan purnama
yang memantul didasar kolam
sedemikian indah dan kerlip gemintang
semarak memenuhi angkasa……
Tapi cahayanya tidak lagi kutangkap dimatamu
Karena cahaya itu telah redup kehilangan binar,
aku bagimu bukan lagi pemantik nyalanya
Tahukah kau?
Yang paling kutakutkan adalah
Ketika kita berdiri tanpa jarak
tapi aku justeru tak dapat menyentuhmu,
apalagi mendekapmu karena
hati kita tidak lagi serapat dulu dan
jemari kita tak lagi bertaut rapat.
Dawai-dawai yang dulu selalu merdu
memainkan kidung asmara, teronggok lesu di pojok,
terkulai merana tanpa sentuhan, kita kehilangan rasa,
kehilangan terbesar dari satu2 nya hal yang kita perjuangkan dulu,
tidak peduli onak dan rintangan,
senyum kita selalu lebar penuh optimisme.
kini aku meminta, untuk semua kisah
yang kita simpan di pigura
untuk semua rasa yang telah kita anyam,
untuk kopi pagi kita yg manis,
dan saat siang kita yang semarak
serta malam yang bertabur bintang…
Tepis cemasku, halau raguku….
Dengarlah…..
untuk bintang yang berbinar di matamu
dan hatiku yang syarat rindu
Biarlah desau agin menghalau kabut
dan mengumpulkan rasa kita dilembah
dan disaksikan oleh awan yang menepi malu-malu…
karena tau jemari kita bertaut erat
dan seperti ombak yang memecah di tepian….
yang tak pernah tersesat mencari jalan pulang
seperti itulah rasa kita semestinya……