Episode siang, saat aku coba meraihmu

Siang yang gerah tanpa angin,

lembab peluh tak menjanjikan sedikitpun kesenangan duniawi

Seolah mencari celah agar harapan tumbuh

menyeruak mimpi dikala lelap siang…

Pikiran-pikiran mengurai seperti ranting pada pohon,

yang daunnya lebat hingga sulit melihat tangkainya…

Jika rasaku adalah belitan kukuh dalam benakmu..

Dan hatiku kuat dalam genggammu..

Mungkinkah secarik lupa menghapus bayang walau sesaat?

Seperti burung yang membuat sarang dalam pikiranku

Adalah sulit menghalaunya pergi setiap kali kembali pulang

Meski rindu menjelajah jauh

Selalu terpulang kedalam hati

Siang yang gerah tanpa angin

Sejatinya aku masih memeluk bayangmu dalam benakku

Meski peluh melunturkan harap

Tapi sosokmu telah memilih untuk berdiri disini

Disisi hati yang telah kubuka

Jika hari ini rindu kembali datang

Aku hanya ingin mengatakan

Siang dan malamku telah membeli utuh dirimu

dalam syair rindu yang kental…….

Siang yang jengah karena panas

Peluh dan letih adalah irama hari yang terkungkung dalam bingkai waktu..

Di lenganku kau akan ingat segalanya……

Karena saat kau bersandar, aku berkisah tentang siang…

tentang pagi yang gemuruh dan tentang malam yang isinya semata cinta

Ajari aku memelukmu lagi

Sebab tanganku enggan berhenti mengusapmu

Meski terbata mengucap rindu

Siang yang jengah karena panas

Aku sungkan menafsirkan kata-kata di matamu

Memandangmu saja sudah cukup bagiku

Mengurai rindu yang akhirnya menjadi abu……

Aku Takut kita……

Tahukah kau?

Yang paling kutakutkan adalah

Jika kita tidak lagi saling mencari….

Tidak lagi ingin saling menyapa dan memberi kabar

Karena tak ada lagi riak-riak rindu

Bahkan mungkin kita saling lupa

Tahukah kau?

Yang paling kutakutkan adalah

pagi kita yang sepi dari gelak tawa

kopi kita dingin tak tersentuh

seperti diskusi pagi kita yang hambar tanpa rasa…

dan roti kutelan seolah duri

Tahukah kau?

Yang paling kutakutkan adalah

Tatkala siang berlalu sia-sia

Tak lagi kutemui sapamu bahkan tutur halusmu

mengingatkan saat makan siang ataupun sholat karena

bagimu aku tak ada bahkan juga tak penting lagi.

Matahari bagiku seolah padam dan kabut

menyelimuti hati seperti serpihan retak

gemawan yang tiris menjadi gerimis…

seperti itu embun jatuh dari mataku

Tahukah kau?

Yang paling kutakutkan adalah

Malam berlalu senyap, murung dan

suram tanpa cahaya, meski bulan purnama

yang memantul didasar kolam

sedemikian indah dan kerlip gemintang

semarak memenuhi angkasa……

Tapi cahayanya tidak lagi kutangkap dimatamu

Karena cahaya itu telah redup kehilangan binar,

aku bagimu bukan lagi pemantik nyalanya

Tahukah kau?

Yang paling kutakutkan adalah

Ketika kita berdiri tanpa jarak

tapi aku justeru tak dapat menyentuhmu,

apalagi mendekapmu karena

hati kita tidak lagi serapat dulu dan

jemari kita tak lagi bertaut rapat.

Dawai-dawai yang dulu selalu merdu

memainkan kidung asmara, teronggok lesu di pojok,

terkulai merana tanpa sentuhan, kita kehilangan rasa,

kehilangan terbesar dari satu2 nya hal yang kita perjuangkan dulu,

tidak peduli onak dan rintangan,

senyum kita selalu lebar penuh optimisme.

kini aku meminta, untuk semua kisah

yang kita simpan di pigura

untuk semua rasa yang telah kita anyam,

untuk kopi pagi kita yg manis,

dan saat siang kita yang semarak

serta malam yang bertabur bintang…

Tepis cemasku, halau raguku….

Dengarlah…..

untuk bintang yang berbinar di matamu

dan hatiku yang syarat rindu

Biarlah desau agin menghalau kabut

dan mengumpulkan rasa kita dilembah

dan disaksikan oleh awan yang menepi malu-malu…

karena tau jemari kita bertaut erat

dan seperti ombak yang memecah di tepian….

yang tak pernah tersesat mencari jalan pulang

seperti itulah rasa kita semestinya……

Kisah Kita Yang Aku Pahami

Aku mulai terbiasa, dengan caramu merentang jarak,  menggali jurang curam ditengah kita hingga aku merasa tak mengenali siapa dirimu dari tempatku berdiri

Aku mulai hafal, dengan caramu yang ingin menepisku, mengacuhkan pesanku dan menanam dirimu dalam sibuk yang menyakitkanku

Aku mulai memahami, cara meretas sepi, berayun -ayun dalam kesendirian yang panjang dan gelap, bersama dinginnya hati dan kidung kesedihan yang sumbang

Aku akhirnya tau, cara meretas waktu menunggu sua, menyanyi dalam kesendirian dan mencipta kisah dari album yang kita bingkai bersama

Aku akhirnya sadar, jarak hatilah yang mendekatkan tempat kita berdiri, bukan jarak fisik yang dipisahkan lautan dan pulau

Aku akhirnya mengerti, bahwa rasa nyaman akan hadirmu untukku tidaklah berbanding lurus dengan kenyamanan yang mampu kuhadirkan untukmu

Aku akhirnya harus bisa menyimpanmu dalam kenangan, merapikanmu dalam ingatan dan menguncimu dalam laci yang tidak akan pernah ku buka lagi

Karena cukup bagiku kau berdiri disisi hati, meronce berbagai ingatan dan semua yang tersimpan akan mengalir bak anak sungai tanpa bisa kuhentikkan

Aku akhirnya memahami, bahwa kita akan terus saling mencari karena kita telah telah kehilangan separuh hati dan sadar bahwa yang separuhnya itu ada di genggaman kita masing-masing

Aku akan terbiasa, menatapmu dari jauh, hanya untuk memastikan kau dalam keadaan baik, seperti juga kau akan memandangku dari tempatmu mungkin dengan rasa yang tak jauh berbeda

Aku akan membiasakan diri, bangun pagi bersama bayangmu, menyeduhkan kopi dan tertawa seperti saat pagi kita lewati bersama

Aku akan membiasakan diri berbaring lelap dengan ciuman hangat di keningku dan pelukan eratmu di tubuhku serta denyut jantungmu yang merapat di kupingku.

Lalu akhirnya aku sadar….. mungkin semuanya hanya bayangan semu… sekedar mimpi indah dikala tidur dan buyar saat aku terjaga.

Aku suka berada disisimu

IMG_20180403_151831_056

Sebagai apapun aku suka berada disisimu
Aku bahagia tahu, bahwa aku tempat pulang terindahmu
Aku senang tahu, aku tempatmu berpaling disaat resah

Aku berdebar saat kau mulai banyak bertanya
Aku menyukai ketika kau anggap aku, tempatmu temukan jawaban
Aku tersenyum mendengar pertanyaan sederhanamu
Aku bahkan terbahak saat menyadari, jawabanku
membuatmu cemberut

Dilema bagiku
Saat harus menjawab
permintaan beratmu
Bahkan aku menangis memohon pintaku untukmu pada Rabb…ku

Sebagai apapun aku suka
berada disisimu
Menjadi wadah muntahanmu
Menjadi lawan debatmu
Menjadi saingan menghabiskan menu makan malammu
Menjadi penguat dikala lemahmu
Sesekali menjadi pelawak untuk bisa membuatmu terbahak
Bahkan hanya memandang tak berkedip saat kau berkisah

Sudah cukup buatku merasa
Hadirku istimewa bagimu…..
Sebagai apapun aku suka berada disisimu
😊😊

#menulisdenganhati

Tetaplah Jadi Dirimu

perempuan dan ilalang

Puan……

Seka air matamu yang melembabkan pipi merahmu,

Entah, aku tak suka melihatmu bersedih

Sudah jangan pikirkan dia yang pergi

Meski mungkin dia pergi membawa

Serta seluruh hatimu…

 

Puan……

Tinggalkan secercah senyum di bibir tipismu

Engkau terlihat lebih anggun karenanya

Biarkan hiruk pikuk hatimu yang sibuk

Menganalis,  mengapa orang yang tulus

Kau titipkan hatimu, tega menyakitimu

Bukankah sering kau mengucap

Mengikuti Titah Tuhan adalah

Caramu mencintai TuhanMU?

 

Puan….

Jika dia memutuskan untuk tetap pergi

Relakanlah, itu pasti seizin dan sekehendak

Tuhanmu, untuk menguji hatimu

Bahkan mungkin dia memang tidak layak bagimu

Jadi mengapa harus ditangisi?

Jika Tuhan sanggup mempertemukan engkau

Dengan dia, dan kemudian memisahkan kembali

Bukankah mudah baginya mempertemukanmu

Kembali dengan orang lain yang pasti jauh lebih baik?

 

Puan……

Aku lebih senang melihatmu tersenyum

Ceria sepanjang hari, tertawa bersama burung pagi

Merona bersama bunga yang mekar ditaman

Dan bergerak lincah seperti kupu-kupu

 

Puan…..

Tetaplah jadi dirimu yang perkasa

Penuh kasih dalam sikap

Penuh cinta dalam tatapan

Dan selalu bijak dalam ucapan

Karena itu saja sudah cukup membuat

Yang pergi merasa sakit telah melepasmu

 

Palu, 19022018

 

Rindu Rosul

images

Aku ingin bercerita tentang Rindu…

Rindu yang kau bagi lewat kisah,

yang kau ceritakan dengan semangat

dan kusimak dengan takzim…

Rindu yang burai dari bibir yang komat kamit

dan jemari yang bergerak lincah meniti tasbih

Rindu yang mengalun indah lewat tilawah,

dan kisah syahdu para anbiya…

kisah heroik para shalifus shaleh kesayangan rasul,

para pendahulu penghuni firdaus

 

Aku ingin menikmati Rindu

lewat bacaan sholawat tanda cinta

untuk Sang kekasih hati

Yang pertemuannya menjadi mimpi-mimpi

yang tak berkesudahan

Meski sudah kurapati maqamnya

tapi rindu belum terpuaskan

Adalah rindu kita yang menyemak,

menyesak dan mengundang haru

berharap temu adalah jawaban rindu,

meski hanya kutapaki jejakmu,

kubaui aromamu di mihrabmu,

kusebut namamu hingga sesak dada ini…

Adalah Rindu yang membuatku

tergeletak tanpa daya dalam sunyi……

 

Februari, 042018

Bluemoon festival

IMG_20180201_064510

Puan….
Engkau rembulan pias, bahkan lebam disandra matahari
warnamu membiru tersenyum malu-malu dalam perihmu.
Diam, senyap dalam singgasana kebesaranmu, sembunyikan luka dari pandangan semesta.

Puan….
Sendiri bukanlah sesuatu yang menyenangkan.
Tapi sendiri selalu membuatmu cantik, bahkan bintangpun suram karena cahayamu…

Puan…..
malam ini kau terkapar sendiri
lebam hatimu menanggung bayang.
Sunyi dan gelap membuatmu lena.
Lelap dalam rindu yang menggigit
Terhampar berselimut gemawan
sama merindu dengan pungguk
yang hanya mampu menatapmu dari kejauhan.

BLUEMOON FESTIVAL
30012018

Ketika Rindu Mengunjungiku

muslimah17

Ketika Rindu datang mengunjungiku….

Mengai-ngais rasa di sudut-sudut hati

membiarkan rasa itu cair dan meleleh

tumpah bersama embun yang menetes

dan menggeliat dari pucuk-pucuk perdu

Gamang menerpa daun-daun yang meranggas

Membisu diriku kehilangan kata…..

 

Rinai hujan jatuh, iramanya laksana kidung

yang meruyak sepi dan aku kembali lara

memandangmu dari kejauhan, menyentuh pipimu

mengusap punggungmu seperti dulu

Tatkala aku masih mampu berdiam dipelukanmu

seperti bayi mungil yang damai menyelinap

dibawah lenganmu, sembari mimpi

tersenyum diam-diam mendengar gemuruh dadamu

 

Ketika Rindu datang Mengunjungiku…

Kudengar bilah-bilah jantungku melemah

kuremas pilu yang menghadirkan ngilu

ketika kuusap air yang kusangka hujan

dari pipiku yang semakin tirus

Rindu ini begitu menggingit

Dentamnya bertalu di dadaku,

persis saat kepalamu kau rebahkan disana……

 

Rindu Itu Milikku

Blue eyes

Rindu adalah nyanyian sendu dari sunyinya hati yang menggigit….

Menggedor-gedor nurani saat bayang melintas dan berdiam di jiwa…

Ada saat rindu menggeliat tak tertahan,

buncah laksana lahar merapi… mengalir

dalam temaram pijar lampu-lampu dimalam hari…..

Setia mengunjungi detik-detik yang bertalu dalam hening malam..

Ada pula saatnya dia diam senyap dalam sunyi…..

Merintih riuh dalam jiwa yang menunduk pilu

Rindu itu Milikku, yang tersimpul dan terangkai untukmu

 

Ada saat rindu hanya menjadi gumam,

dalam senandung doa dihamparan sajadah…..

Saat namamu kunaikkan menuju langit

Pada pemilik diri ini kuminta dirimu.

Rindu itu Milikku, rindu yang kuterbangkan bersama doa subuh

 

Ketika rindu yang merajam ku keluhkan padaNya…….

ketika namamu kupintal dalam lafaz permintaanku

kepada Sang pemilik diri kita,

Saat bayangmu berkelebat dalam ingatan

Mungkin rindu semestinya berbilang

Agar asa tetap menggantung di langit-langit cintaku

 

Puisi spontanku membalas status @Adinda Riza Humaira, saya sunting yah dek biar jadi puisi utuh 😎😎😎
Semoga berkenan…….

ANSOV: 1212016

Usah Kau Cemas

bayangan 2

Telah kutuliskan sajakku di angin pagi,

kau tak perlu cemas pada deru ranting

yang bergesekan karena lenganku tak akan

membiarkan tubuhmu terhembus angin….

 

Telah kurangkai sajakku di embun

yang pongah diatas daun,

kau tak perlu cemas pada bebatuan

yang dihamparkan di jalanmu

karena tubuhku sudah kunisbatkan

sebagai pengganti dirimu!!

 

Telah kutancapkan pena di bait-bait puisi

yang menyerupa hadirmu diruang pikiranku

Jangan kau cemaskan rasaku yang samar

karena sesungguhnya rasa itu

amat pekat di dada ini

 

Jika ku memilih diam, karena memang rasa ini

bukan untuk di umbar, cukuplah dia ada

dan menempati tempat terbaik di hati kita