LIMPAHI AKU CINTA

LIMPAHI KAMI CINTA
LIMPAHI KAMI CINTA
Ku jelang pagi dengan seribu asa,
kutapaki hari merenda rindu,
layaknya siang menanti malam,
bagaikan surya meniti sepanjang siang
pelan……..pasti…… dan selalu terduga hingga senja.

Saat hati telah tertaut dan menyadari keagunganMu
gemetar sukma oleh rasa yang menyiksa,
menggigil jiwa karena cemas
Kasih………
Isi kosongnya kalbuku dengan zatMu
Penuhi rasaku dengan CintaMu
dan hapus dahagaku dengan air syurgaMU

Sayang…………………
Kusadari kutak pantas menggantung tinggi asaku
Kufahami ku tak layak bersanding di sisiMu yang agung
Tapi ku tak sanggup berpaling dari kuasaMU
Ku tak kuat menahan rindu yang bergelora,
gairah yang meletup dan membakar birahi kagumku pada ciptaMu
Kasih……….
Peluk aku erat dalam lengan perkasaMu, hingga cemasku sirna
Dekap aku sekuatnya sampai gigilku lenyap
Sentuh dan ciumi aku dengan segala rasa,
hingga aku cair dalam mulianya zat Mu
Biarlah aku luluh dalam keabadianMu
izinkan aku sirna dalam keagunganMU
bahkan lenyap tak berbekas karena kita telah bersatu.

Palu, 20 Ramadhon 1430 H


Hari ini Kita udah masuk ke hari yang 20 di bulan ramadhon ini, kalau di pikir-pikir sih waktu kok cepat banget berlalu, baru aja kita bangun untuk sahur, eh… tahu-tahu sudah saatnya buka puasa. Baru kemarin tanggal satu eh… udah tanggal sepuluh. Semalam habis sholat, nyiapin sahur nunggu jam 4, aku baca artikelnya Harun Yahya, aku terhenyak sekaligus takut, sampai gemetaran lho, sebabnya setelah baca tulisan itu, aku duduk dan mencoba merefleksi kehidupan yang sudah kujalani selama 42 tahun, kalau aku di suruh cerita tentang 42 tahun sejarah hidup aku, paling banter aku hanya bisa cerita setengah jam, meskipun waktu 42 tahun itu terasa lama karena itu juga berarti ada 42 kali kita ganti kalender dengan masing-masing 360 hari setiap tahunnya.Tapi dari sekian lamanya saat aku terjaga dan sadar mungkin hanya seperempatnya, selebihnya habis buat tidur, masih di potong lagi mengerjakan hal-hal rutin yang juga menyita begitu banyak waktu seperti mandi, sikat gigi, keramas, ngurusin tetek bengek pribadi dsb. Belum lagi kumpul ama teman-teman dan mengerjakan hal-hal yang gak produktif lainya. Terus berapa sih yang aku gunakan untuk ibadah? duh lebih sedikit lagi, kalau di jumlah mungkin paling banyak setahun
( anggap aja segitu, kalau lebih syukur, kalau kurang aku malu ama Tuhan!) masak sih di kasih usia 42 tahun yang di pake buat ingat Dia cuma setahun doang? bagaimana mungkin aku minta segalanya, padahal aku mengingatnya hanya disisa- sisa waktu? bagaimana mungkin aku mengaku mencintai Dia, dan ingin agar Dia pun mencintaiku kalau kenyataan seperti itu? Padahal mencintai Dia indikatornya di Al quran, yang mengingat Dia sambil duduk, saat berdiri dan saat berbaring, bahkan mungkin seperti lagu ( mau tidur ingat, mau makan ingat, mau apa saja selalu ingat, ingat dan ingat!) Sampai di situ , aku gelisah sampai keringatan, sampai nafas rasanya sesak karena ketakutan. aku takut kalau aku tidur dan esoknya tidak bangun lagi, apa yang mesti kujawab jika dimintai pertanggung jawaban olehNya? Ketakutanku semakin menjadi karena menyadari tidak seorangpun bisa membantuku menjawabnya.Tidak ayahku atau ibuku yang selalu saja jadi tempat pelarian jika terjadi sesuatu, tidak juga pada suami yang rasanya selama ini selalu ada jika aku membutuhkan, anakku yang kepadanya kuberikan semua apa yang dia butuhkan, yang kupuja dengan segala kebanggaan, bahkan semua sahabatku yang aku yakin selalu mau membantuku, Duh , apa yang harus kulakukan untuk menebus semua kelalaianku sekian tahun itu? setelah begitu banyak yang dia berikan, hingga aku tidak mampu menyebutkan satu demi satu, yang telah melimpahiku dengan kenikmatan yang tak terkira dalam setiap tarikan nafasku, Apakah aku tidak malu terus meminta bahkan dengan lancang aku bahkan meminta pula syurgaNya.
Meskipun malu untuk mengucapkan, aku tahu Dia maha mengetahui apa yang aku ucapkan dan sembunyikan di dalam hati, bahwa kini aku takut meminta apa-apa lagi selain menginginkan cinta dan kasih sayang Nya.( Aku tahu itupun terlalu mewah untuk hamba yang tidak tahu berterimah kasih dan pendosa seperti aku ini) Karenanya , selagi ada waktu dan kesempatan, selagi aku masih bisa meminta tolong pada bapak, ibu, suami, anak dan semua sahabatku tolong mintakan aku pada Allah swt kiranya berkenan melimpahiku dengan CintaNya yang mulia, aku percaya kalian semua orang-orang shaleh dan Allah swt malu jika tidak mengijabah doa hambanya yang shaleh, meskipun untuk seorang pendosa seperti aku.
Aku berharap setelah menulis semua ini dan mengirimkannya kepada semuanya, aku akan lebih tenang, besok pagi jika aku di beri kesempatan membuka mata, hal pertama yang ingin kulakukan pergi ke rumah bapakku dan meminta keduanya juga mendoakan aku.
Betul sekali apa yang pernah kubaca, sudah saatnya kita mengintospeksi diri kita sebelum terlambat, dan terus menerus memohon ampun untuk hal-hal yang telah kita lakukan baik sengaja maupun tidak.
Sekali lagi sahabat, jangan lupa doakan aku yah!kita saling mendoakan agar bisa dikumpulkan bersama mereka-mereka yang di cintai dan di kasihi olehNya. Amin

Tinggalkan komentar