Selalu berharap padaNya

13052009740Hari ini usiaku genap 42 Tahun, Kuhirup udara dengan penuh rasa syukur, karena aku masih di beri kesempatan untuk membuka mata pagi ini, menatap mereka yang kucintai dengan semangat yang tidak pernah berkurang. Ucapan ” Selamat ulang tahun” pertama tentu saja kudapat dari suami yang menatapku dengan wajah lucu dan sudah rapi dengan baju kokonya, karena subuh ini dia mendahuluiku untuk bangun sholat, ketika aku terbangun dan segera menyingkirkan selimut yang menutup hangat tubuhku. Segera bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri ketika suara azan terdengar merdu dari Masjid di belakang rumah.
Sholat subuh berlangsung hikmat, dan aku terhanyut dengan surat sajadah yang di baca oleh suamiku sebagai Imam.
Hari ini seperti biasa, aku memeriksa surat-surat masuk, ada banyak sekali email dari sahabat yang mengucapkan selamat ulang tahun,semoga panjang umur, banyak rezeki dsb. Mataku terpaku pada satu email dengan ucapan yang berbeda ” Selamat berulang Tahun, semoga Allh SWT memilihmu menjadi salah satu orang yang Dia cintai, di beri rahmat dan pengampunan” Amin.
Entah kenapa, kubaca kembali email itu, karena aku tahu, doa itulah yang kubutuhkan saat ini. Aku tak ingin di doakan panjang umur, mendapat rezeki yang banyak, atau sukses dalam berkarir, bukankah tampa di doakan semuanya telah tertulis di Lauhul Ma’fuz tentang itu? biarlah ALLAH SWT yang mengatur semua itu untukku. Saat ini di usia yang sudah tidak mudah lagi, di saat rambutku sudah berubah warna, ngilu di tulangku semakin mengigit dan mataku tak bisa membaca tampa bantuan kacamata, aku hanya ingin di doakan agar aku di cintaiNya, di beri ampunan akan apa yang sudah kujalani selama ini, Di beri Rahmat selama sisa hidupku, sehingga jika kelak Dia memanggilku, aku masuk dalam golongan mereka yang di cintaiNya.
Itulah Harapan, sebagai seorang muslim kita di larang berputus harapan, selalu berharap akan kemurahan dan kasih sayang Allah kepada kita. Untuk harapan itulah kita selalu di minta untuk berdoa dan meminta hanya kepadNya, dengan berdoa kita menyadari benar arti kita sebagai hamba yang menggantungkan harap kepada Allah swt sang pencipta, sang pemberi hidup dan kuasa mengambil apa saja yang di titipkannya kepada ciptaannya termasuk umur. Harapanlah yang membuat kita bisa melihat dunia ini dengan penuh warna, harapan pula yang menyebabkan kita selalu optimis memandang masa depan. Jangan pernah berkecil hati akan kasih sayang Tuhan, bukankah olehNya kita di suruh meminta dan Dia juga menjamin akan selalu mengabulkan permohonan hambanya yang sungguh-sungguh? Jika Allah mengijabah doa kita tandanya Dia menyayangi kita, namun tidak berarti jika Dia menunda, Dia tidak menyayangi kita, melainkan Dia menguji kesabaran kita, apakah kita bersungguh-sungguh dengan permintaan kita. Karenanya janganlah berputus asa. Jangan berharap kepada selain Dia, karena jika berharap kepada selain Dia, maka bersiaplah untuk kecewa. Suami yang teah menemani kita bertahun-tahun, yang padanya telah kita percayakan semua rahasia kita, yang selalu hadir kapan saja saat kita butuhkan toh pada akhirnya, tidak mampu memenuhi semua harapan kita, menjamin bahwa kelak dia akan menemani kita di kubur, apalagi menghindarkan kita dari siksa sakaratul maut dan siksa kubur.Namun suami adalah jembatan untuk merebut ridho Allah swt, bukankah dalam hadits dikatakan ridho suami adalah ridho Allah?, Anak yang baginya semua kasih sayang kita curahkan, menjadi permata bagi kehidupan kita, belahan jiwa kitapun, tak bisa melakukan apa-apa selain mendoakan kita, agar terhindar dari semua siksaan itu, harta yang kita cari hingga kita lupa waktu, bahkan kadang malam kita jadikan siang untuk mencapainya, menjadikan kita kikir karena takut berkurang harta kita, menjadikan kita culas karena kita tidak kepingin di saingi orang lain, bahkan menjadikan kita riya, karena suka memamerkannya ke orang lain, menandakan kita mampu, berharap dengan itu status kita terangkat, dengannya kehormatan kita terjaga, sama sekali tidak bisa digunakan untuk menyogok malaikat yang datang untuk menghisab perbuatan kita. Karenanya tidak ada yang alternatif lain, gantungkan harapan kita hanya pada Allah swt, karena memang hanya padaNya kita boleh berharap, kapanpun, dimanapun dan apapun juga yang kita hadapi dalam hidup ini.

Tinggalkan komentar