Tiga Pesan Penting Untuk Tiga Putriku

161244_100001595845829_562363_n

Memiliki tiga anak perempuan yang menjelang dewasa adalah kebahagiaan yang tak henti-hentinya harus di syukuri. Kebahagiaan ini disertai dengan beratnya amanah yang dititipkan Illahi kepada kami selaku orang tua. Allah SWT amat mengetahui bagaimana beratnya beban yang harus dipikul oleh orang tua seperti kami, maka kemudian Allah berjanji seperti yang diceritakan oleh Ummul mukminin Aisyah RA dalam sebuah hadits :

Ada seorang wanita yang masuk menemuiku dengan membawa dua orang anak perempuan untuk meminta-minta, tetapi aku tidak mempunyai apa-apa kecuali hanya satu butir kurma. Lalu aku memberikan kurma itu kepadanya. Selanjutnya, wanita itu membagi satu butir kurma itu untuk kedua anak perempuannya, sedang dia sendiri tidak ikut memakannya. Lantas, wanita itu bangkit dan keluar. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada kami, maka aku ceritakan peristiwa itu kepada beliau, maka beliau pun berkata, ‘Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, lalu dia mengasuhnya dengan baik, maka anak-anak perempuan itu akan menjadi tirai pemisah dari api Neraka.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Karenanya memang tidaklah mudah memegang amanah ini, apalagi dizaman dimana informasi demikian deras dan peluang untuk perempuan meraih segalanya juga sedemikian mudah.Tak ada halangan bagi perempuan untuk tidak keluar rumah, baik untuk belajar maupun bekerja.Tapi saya berpikir bahwa Allah SWT pasti memberikan yang terbaik bagi siapapun yang dititipkan amanah ini. Karenanya sejak awal saya amat sangat mensyukuri dianugerahi sulung kembar dan tiga anak perempuan yang Alhamdulillah hingga menjelang dewasa nyaris tidak pernah merepotkan, berlaku manis dan alhamdulillah rajin beribadah. Terima kasih nak, karena telah meringankan beban bunda.
Bersahabat dengan Anak-anak yang usianya menjelang dewasa saya menerapkan pendidikan yang dicontohkan oleh sahabat, sepupu sekaligus mantu Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib yang membagi cara mendidik anak dalam 3 fase, fase pertama usia 0-7 tahun dimana anak -anak usia tersebut kita perlakukan seperti raja. Fase kedua usia 7-15 tahun, beliau memerintahkan anak2 diusia itu kita perlakukan sebagai tawanan sementara Fase ke tiga usia 15 -dewasa mereka kita perlakukan sebagai teman dan sahabat. Saat ini kelimanya telah tiba di fase ketiga, sehingga berteman dan bersahabat dengan mereka menjadi amat sesuatu bagi saya. Apalagi saya akhirnya menemukan bahwa kelima anak saya masing-masing memiliki keunikan sendiri-sendiri. Satu kesamaan pada mereka berlima adalah kelimanya penggembira dan memiliki sifat extrovert. Sehingga nyaris saya mengetahui dengan baik apa dan bagaimana kondisi hati mereka. Mereka juga tergolong lembut hati dan mudah iba, satu hal yang sangat saya syukuri.
Setiap manusia pasti membutuhkan teman curhat, dan saya memposisikan diri saya sebaik mungkin untuk itu dan berusaha menjadi pendengar yang baik. Dan setiap kali mereka menyampaikan keinginan dan keluhan saya menahan lidah untuk tidak memotong pembicaraan mereka dan yang paling penting saya berupaya untuk meminta pendapat mereka jika saya juga hendak mengambil keputusan. Mungkin aku bukan bunda ideal, tapi aku berusaha maksimal untuk itu, sembari terus memohon kepada Allah swt agar dimampukkan untuk menjaga dan mengurus amanahNya. Sebagai manusia dewasa meskipun mereka memiliki sifat ekstrovert tapi saya yakin bahwa ada hal-hal yang mereka simpan untuk dirinya sendirinya, yang mereka tidak ingin bagi bahkan kepada bundanya, hingga saya juga tidak memaksa untuk mencari tahu. Bagi saya cukuplah mereka merasa nyaman dengan apa yang ingin mereka bagi denganku. Dan sebagai orang tua tentu saja saya juga memiliki harapan dan keinginan besar buat masa depan mereka, namun tentu saja dengan tidak menyepelekan harapan dan keinginan mereka masing-masing. Saya menitipkan banyak hal untuk mereka pedomani dalam hidup, saya kira semua orang tua melakukan hal sama seperti saya, saya menyadari betul sayapun manusia biasa yang memiliki keterbatasan dan keunikan sendiri. Dan keterbatasan itu membuat saya merasa lebih mudah dan nyaman menyampaikan banyak hal dengan tulisan. Diusia mereka sekarang ini, tentu saja sudah mulai ada ketertarikan kepada kawan lain jenis.
Ada 3 hal yang menjadi point penting yang pertama dan terpenting  bagi saya untuk mereka tahu adalah SE AQIDAH. Point itu selalu saya ikutkan dalam doa saya,  Inshaa allah mereka dianugerahi jodoh laki -laki baik yang tentu saja se Aqidah dengan kami, karena tidak pernah terbayangkan oleh saya bagaimana ada dua nakhoda dalam satu bahtera. Bukan saja keduanya memiliki masing-masing tujuan tapi juga perbedaan prinsip dalam banyak hal. Perbedaan itu tentu saja berimplikasi kuat dalam pembinaan dan pendidikan dalam rumah tangga, penerapan aturan maupun pelaksanaan kewajiban2.

Lelaki adalah Imam keluarga maknanya semua anggota keluarga hendaknya taat dan patuh pada perintahnya karena kita sadar bahwa Imam berkewajiban untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka, sehingga dalam rangka membawa segenap keluarga kepada tujuan tersebut dia berkewajiban untuk mendidik dan mengarahkan segenap anggota keluarga untuk melaksanakan seluruh kewajiban sebagaimana yang kita yakini dan di tuntunkan oleh alQuran dan hadits, bagaimana mungkin ada makmun yang melakukan hal berbeda dari yang dilakukan oleh Imam? Tentu saja hal ini menjadi sesuatu yang memprihantinkan dan membuat kita sebagai orang tua sedih dan gagal dalam mendidik anak. Nauzu billahi min zalik.

20170821_162246

Point kedua yang saya anggap penting mereka tahu adalah, bahwa tidak cukup memilih lelaki yang seaqidah tapi juga hendaknya memilih lelaki yang benar-benar cinta, gigih dan teguh untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Jika kepada Allah swt yang sudah menganugerahkan kehidupan saja dia tidak cukup cinta, gigih dan teguh untuk mendekatkan diri sebagai ungkapan syukur dan wujud penghambaanya kepada Allah, bagaimana mungkin kita sebagai perempuan berharap dia juga mencintai kita, gigih dan tekun memperjuangkan kita, sementara kita hanya sekedar lewat sesaat dalam kehidupannya? Kepada Allah swt saja yang mencintai dia tanpa syarat masih saja dia acuhkan, lalu bagaimana kita berharap dia akan peduli dengan kita yang bertemu setelah dia dewasa? Jika Allah swt saja berani dia duakan, lalu bagaimana kita berharap bahwa kita juga tidak diduakan olehnya??

Point ketiga yang tidak kalah penting untuk mereka tahu adalah mencari calon suami yang sayang dan cinta kepada ibunya.
Lelaki yang memuliakan ibunya hampir pasti akan memuliakan perempuan yang kelak menjadi pasangannya. Mengapa mereka menghormati ibunya karena mereka menyadari bahwa ibunya adalah syurganya, yang telah melahirkan, merawat, mengasuh dan mendidik mereka dengan susah payah sehingga tidak ada keinginan lain bagi lelaki seperti ini kecuali menyenangkan dan membahagiakan hati ibunya. Dan jika mereka kelak beristri maka lelaki seperti ini akan menghormati, menyayangi dan memperlakukan istrinya dengan sangat baik. Karena mereka menyadari perempuan yang mereka nikahi kelak akan menjadi syurga bagi anak-anaknya.
Mereka tidak akan menyia-nyiakan perempuannya karena mereka amat sadar setiap lelaki di Akhirat kelak akan dimintai tanggung jawabnya atas 4 orang perempuan yang menjadi amanah baginya, yakni: ibunya, saudara perempuannya, istrinya serta anak perempuannya.
Dan hari ini saya berdoa sepenuh khikmat, kiranya Anak-anakku kelak dianugerahi jodoh yang baik agamanya, baik akhlaknya dan diberi keselamatan dunia dan akhirat. Amin ya rabbal alamin.(Melerai waktu menunggu flight ke Solo)

3 Replies to “Tiga Pesan Penting Untuk Tiga Putriku”

Tinggalkan komentar