Belajar dari ayunan hingga ke liang lahat adalah kesemestian yang harus dijalani selama kita masih di anugerahi usia oleh Allah.
Malam itu, Aku belajar pada Andi, karyawan perusahaan kereta api, yang menelponku pukul 2.30 dinihari hanya untuk menyampaikan bahwa dia menemukan hp anakku dikereta, dan melihat ada panggilan dariku beberapa saat sebelumnya.
Karena dia menelpon balik dari hp anakku, hingga aku tidak menyangka bahwa hp anakku ditemukannya di kursi kereta Argo parahyangan yang kami naiki dan tiba di stasiun gambir pukul 01.30 dini hari.
Anak baik itu menanyakan kepadaku kemana dia harus mengantarkan hp tersebut, aku menyebut hotel tempatku menginap, karena anakku dari gambir langsung ke bandara mengambil pesawat subuh ke palu.
Ketika aku menelpon anakku dan menanyakan apakah dia tahu hpnya ketinggalan dikereta? Enteng anakku menjawab “iya bunda, mungkin jatuh dari kantong celana waktu kita turun, tapi saya sudah ikhlas, sedekah buat yang menemukan”. Katanya. Aku speachless. Dan kembali speachless ketika bertemu dengan anak baik yang bersedia datang ke hotel tempatku menginap jauh-jauh dari stasiun kota naik motor, di saat subuh dini hari. Padahal saya yakin dia pasti bekerja seharian, jam seperti ini, pastilah jam istirahat dia, tapi rela berpayah-payah mau mengantarkan hp ke tempatku.
Namanya Andi, usianya pasti sebaya anak sulungku. Ketika bertemu dengannya, tanpa sungkan dia menjabat dan mencium tanganku. Sedikit kaget saya nyaris buru-buru menarik tanganku, karena aku diingatkan oleh kawan untuk menerima orang yang membawa hp ini di lobby jangan di luar hotel, khawatir terjadi apa-apa katanya. Apalagi saat subuh didepan hotel sepi. Tapi karena didepan pintu hotel ada dua orang satpam kehawatiranku agak berkurang.
“Saya Andi bu hajjah” katanya mengenalkan diri
“Oh iya, saya anna, bundanya Ajie yang hp nya anda temukan”.
Melihat wajah dan kesantunannya, aku merasa bersyukur, bahwa sejak awal aku telah berprasangka baik padanya, pasti orang yang menelponku adalah orang baik, mustahil dia berniat jahat sehingga mesti jauh-jauh datang ke hotel hanya untuk mengembalikan hp. Dia toh bisa menggu akan hp itu sendiri, menjualnya atau apalah dari pada capek-capek harus mencari pemilik hp, subuh-subuh saat orang mestinya lelap berkemul selimut.
Kalau kemudian sahabatku merasa khawatir dan memesan agar aku jangan keluar sendirian ke depan hotel menerima orang ini, aku fahami, karena dia tinggal di jakarta dan tingginya tingkat kriminal dijakarta tentu membuatnya was-was dan khawatir jangan-jangan ini juga modus kejahatan.
“Bu hajjah, boleh kita foto sekali? Ibu pegang HPnya?” Aku mengangguk mengiyakan. Aku spontan merapikan kerudungku, dan mengangkat tangan yang memegang hp milik anakku, kamipun berwelfie, cekrek…..
Dia menujukkan hasil fotonya, nampak di foto kami berdua tertawa senang. Ketika si Andi pamitan, aku menyelipkan ongkos alakadarnya di tangannya “jangan ditolak yah, ucapan terima kasih ibu karena kau sudah berpayah-payah datang mengantar hp anak ibu” kataku. Dia terlihat sungkan, tapi aku memaksa menyelipkan ke dalam genggamannya. “Saya terima yah bu hajjah, terima kasih keikhlasannya” katanya kembali menjabat tanganku dan menciumnya. Kali ini tidak aku tarik.Karena menurut penglihatanku dia sebaya anakku. “Fotonya, saya simpan bu hajjah. Untuk pelajaran Biar nanti anak saya tahu bahwa ayahnya sudah melakukan hal yang benar”
Sungguh aku terpana mendengar perkataannya. “Kamu benar, Allah pasti mencatat rapi kejadian malam ini, dan ibu yakin Kebaikan ini akan memberi wasilah kebaikan kepada anakmu kelak”. “Iya bu… istri saya sedang mengandung, tinggal menunggu hari. Harapanku dan ibunya anakku nanti menjadi anak baik, jujur dan tentunya jadi anak yang berbakti kepada orang tua, negara dan bangsa”. Katanya dengan tatapan semangat dan wajah sumringah.
” amin…” kataku hampir bersamaan dengan dua orang satpam hotel yang mendengar perkataan Andi.
“Inshaa allah di ijabah yah, terima kasih Andi, sudah berlelah-lelah datang mengantarkan ini” kataku melepas kepergiannya. “sama-sama ibu, saya juga mendoakan semoga Allah membalas kebaikan ibu, melapangkan rezeki dan selalu melindungi ibu” katanya. Aku kembali mengaminkan doanya.
Angin subuh bertiup semilir. Aku mengetatkan kerudungku karena udara dingin sambil mengantarkan Andi berlalu dengan motor bebeknya. Wahai…. betapa banyaknya orang baik yang menyebar dimuka bumi ini…
Jakarta yang membuat sebagian orang merasa tidak aman, ternyata masih menyimpan anak muda yang jujur dan berakhlak baik.
Allah tengah mengajari sesuatu yang teramat penting padaku, bahwa dimanapun kita berada jika kita bersangka baik, melakukan hal baik maka Allah akan mempertemukan kita dengan orang-orang baik.
Bahwa jika kita memiliki sesuatu yang kita peroleh dengan jalan baik, maka Allah akan mengembalikan barang tersebut meskipun kita sudah rela kehilangannya.
Bahwa doa baik yang kita mohonkan untuk orang lain akan berbuah doa baik pula dari orang lain untuk kita.
Karena kebaikan yang kita lakukan, akan kembali kepada kita, seperti halnya kejahatan yang kita lakukan pun akan kembali kepada pelakunya.
Untuk Andi karyawan PT KAI yang jujur dan berakhlak baik aku berdoa di sholat subuhku untuknya, Kiranya Allah swt senantiasa melindungi keluarganya, menyelamatkan istri dan calon bayinya. Memberikan mereka rezeki yang barokah serta anak yang sholeh dan jujur seperti orang tuanya. Amin.
Adem sekali bacanya mba :” Alhamdulillah masih ada orang baik ya dunia ini.
SukaSuka
Iya bener…🥰🥰
SukaDisukai oleh 1 orang