Umroh

Bagi masyarakat kita haji dan umroh bukan lagi sesuatu yang asing. Karena nyaris setiap tahun jamaah dari daerah kita membludak. Bahkan setiap bulan ada saja keluarga dekat kita yang berangkat umroh.
Dengan banyaknya flight dan menjamurnya travel umroh menjadi sangat mudahlah aksesuntuk melakukan ritual yang satu ini.

Beberapa bulan belakangan kita di hajar oleh berbagai berita travel umroh bermasalah. Tapi niat dan keinginan orang untuk tetap berangkat mengalahkan ramainya berita di media ttg gagalnya di berangkatkan ribuan jamaah haji maupun umroh.
Umroh atau haji kecil tidaklah menggugurkan kewajiban haji bagi mereka yang di mampukan. Umroh bisa dilakukan diluar musim haji, dan yang paling disenangi oleh sebagian besar orang yakni umroh pada bulan ramadhon.

Masjidil haram tidak pernah sepi pengunjung, setiap saat manusia menyemut melaksanakan tawaf dan sai. Sehingga sebagian mereka yang ingin mencium Hajar Aswad ada yang berpikir akan kembali lagi ke masjid di tengah malam agar bisa mendekat ke hajar aswad, yang terjadi adalah jam berapapun kita ke masjidil haram manusia yang bertawaf tidak pernah sepi. Seolah mereka tidak lagi perduli dengan waktu. Siang atau malam, pagi bahkan tengah malam sama saja bagi mereka yang rindu untuk mencumbui Tuhannya. Kepada siapa lagi tempat yang paling pas untuk berkeluh kesah? Untuk mengemis dan bermanja tanpa penolakan? Tanpa cibiran tanpa penghinaan kalau tidak kepada Allah swt sang pencipta dan penguasa alam semesta? Betapa indah dan sejuknya hati setelah menumpahkan semua perasaan kepadaNya? Menyatakan yang nampak dan tersembunyi, membuka yang kelam dan gulita yang tidak ingin kita bagi kepada siapapun, tapi disini kita bebas menyampaikannya dengan verbal bahkan mungkin juga sedikit vulgar? Bukankah kita lebih lega menyampaikan permohonan dengan bahasa yang paling kita sukai? Karena kita yakin Allah pasti memahami semua bahasa yang kita lisankan.
Tidaklah heran jika setiap tahun jumlah orang yang mendaftar haji ataupun berangkat umroh tidak pernah berkurang.
Berada di dekat ka’bah kita merasa seolah berada dalam pelukan hangat Allah. Begitu dekat rasanya. Seperti juga kita merasa begitu dekat dengan kematian. Sejenak keinginan kita akan dunia terlupakan karena larut dalam zikir dan syahdunya ibadah.. air mata tak mampu terbendung, manakala hilaf dan salah menguak dari ingatan. Yah Rabby…. Ampuni kekurangan dan kelemahan kami… ampuni dosa dan kesalahan kami baik yang kami sengaja ataupun tidak, yang kami ingat ataupun yang kami lupa, yang besar ataupun yang kecil, yang nampak bahkanpun yang tersembunyi… karena tiada seorangpun yang dapat menghapuskan dan meringankan semua beban kami selain Engkau yang pemurah lagi maha penerima toubat. Amin…..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: