Saat-saat menjelang tidur malam seringkali terbit berbagai macam pemikiran, renungan bahkan inspirasi yang kubiarkan berkecamuk dan berkelindan dalam benak, acapkali ku coba pula menelisik, menganalisis dari berbagai sisi, dengan aneka prospek bahkan sering juga ku ekspresikan lewat tulisan-tulisan ( meski gak bermutu sih😁) tapi paling tidak, semua sudah kumuntahkan, sudah ku keluarkan biar tidak menyesekkan dada hehehehe……
Aku juga belajar untuk menengok jauhhh kedalam hatiku, mempelajari bilik dan lorong-lorongnya untuk mengetahui sejauh mana kepekaanku terhadap lingkungan ataupun ketulusanku kepada mereka yang nyata-nyata membuatku jatuh dan luka (Ciehhh…..)😁😁 lebay sekali kan? Melongok sikapku, sudahkah aku berterima masih kepada mereka yang membantuku? Mereka yang tulus menyayangiku? Sudahkah aku mengucap syukur kepada Allah atas karunia dan anugerah yang DIA limpahkan tanpa syarat?
Memang kita tidak bisa Objektif saat menilai diri kita sendiri, karena ego kita suka bermain-main di wilayah ini. Karena seringkali kita berlaku keras pada kesalahan orang lain dan begitu toleran pada kesalahan diri kita. Kita tidak memberi ampun akan kekeliruan orang lain, tapi kita tutup mata terhadap kesalahan yang sama yang kita lakukan. Tapi sesungguhnya, bukan kita tidak bisa mengintrospeksi diri kita, melainkan memang butuh niat keras dan kesungguhan untuk bisa meneropong diri sendiri.
Saat kita mampu membuat penilaian diri, maka kita akan melihat semua kekurangan dan kelemahan kita dengan lebih benderang dan selanjutnya kita akan dihadapkan pada tuntutan apakah kita akan mengubah diri atau tetap seperti itu.
Ada orang yang memutuskan untuk berubah setelah menjalani kejadian buruk dalam hidupnya. Ada yang mengubah diri karena Obsesi akan sesuatu hal yang dia inginkan, tapi ada juga yang berani berubah karena berhasil melihat dengan objektif segenap kekurangan dan kelemahan dirinya dan berusaha untuk menjadi lebih baik.
Untuk melakukan perubahan itu, terlepas apakah ke arah positif atau negatif dibutuhkan sebuah breakthrough atau pendobrakan. “Memang, biasanya breaktrough terjadi di masa remaja atau lebih tua sedikit, karena di periode itu kita sedang sensitif-sensitifnya terhadap kondisi diri sendiri. Namun, sesungguhnya breakthrough itu bisa dilakukan kapan saja, di usia berapapun, sejauh dorongan itu berasal dari dalam diri sendiri.
Dengan kata lain, tidak ada kata terlambat untuk mengubah diri Dan menjadi lebih baik, sekarang atau kita akan menyesal selamanya. Karena untuk menjadi yang lebih baik, niat saja tidak cukup, yang paling penting adalah langkah kongkrit kearah perubahan. Meninggalkan semua hal yang sia-sia dan tak berguna, dan melakukan semua hal yang tidak hanya berguna bagi diri kita tapi juga besar mamfaatnya bagi orang lain. Bukankah manusia sukses adalah mereka yang sanggup memberi kemamfaatan besar kepada manusia lain?
Kita bisa memilih sendiri akan berubah seperti apa: seperti kupu-kupu, seperti berlian, atau seperti mutiara.
Mungkin narasi berikut ini bisa menginspirasi kita semua dalam menentukan pilihan:
Kupu-Kupu:
Si ulat yang buruk rupa bermetamorfosis atau mengubah diri menjadi kupu-kupu yang cantik. Untuk itu, ia menyiapkan banyak hal selama dalam fase
kepompong. Misalnya, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, mengikuti kursus kepribadian, belajar bahasa asing, dan sebagainya. Baru setelah itu, pada waktu yang tepat dia akan keluar dari balutan kepompong, muncullah seekor kupu-kupu yang cantik dan memukau.
Mutiara:
Selama ini kita merasa potensi kita pas-pasan, namun kita yakin bahwa sebetulnya kita merasa bisa meraih lebih banyak daripada yang ada sekarang. Untuk itu, seperti halnya kerang mutiara yang berasal dari segumpal kotoran, kita terus melapisi diri kita dengan berbagai ilmu serta terus mengasah kepribadian, sehingga akhirnya kita pun muncul sebagai butir mutiara yang indah dan berkilau.
Berlian:
Ibarat sebutir intan mentah, kilau kepribadian kita belum memancar ke luar. Namun, setelah terus menerus digosok dan diasah melalui berbagai penderitaan hidup, akhirnya muncullah sebutir berlian yang indah berkilauan, sekaligus batu yang sangat keras (stabil) dan tak bisa digores oleh benda apa pun (kecuali oleh sesama berlian). Itulah sebuah kematangan jiwa, kedewasaan, dan kebijaksanaan. Inilah kilau sekaligus keindahan tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia.
Waktunya kita meneropong kedalam jiwa kita, siapa saya, bagaimana saya selanjutnya … agar kiranya hidup kita bisa menjadi lebih berkualitas.
Aiiihhh… Sebelum memejamkan mata, saya ingin memohon ampun untuk semua kesalahan yang aku lakukan sengaja ataupun tidak sengaja, memohon ampun untuk mereka yang mungkin aku zolimi tanpa ada niat sedikitpun dihatiku, memaafkan mereka yang menyakiti dan melukaiku, hingga sekiranya aku tidak bangun lagi keesokan harinya semoga Engkau ya Rabb… Menerimaku sebagai hambaMu yang sungguh-sungguh bertobat kepadaMu ya Illahi😢😢
Pengantar Evaluasi sebelum tidur, muhasabah subhanallah 🙂
SukaSuka