Aku ingin menghitung pagi yang berlalu tanpa dirimu…
ternyata kurasai embun tak lagi sesejuk dulu…
inikah waktunya menunggu atau kita biarkan lagi
pagi ini berlalu begitu saja?
Pagi kita adalah secangkir kopi yang mengepul,
canda tawa dan cerita ringan tentang alam,
manusia dan rasa yang tiba-tiba hadir…
Pagiku kini adalah nyanyian sunyi tanpa kicau burung…
bergegas menjemput matahari dan duduk
dengan kertas dan pena yang ramai oleh tulisan tentangmu
Kudapati puisiku tak istimewa tanpa kau didalamnya…
Pagimu… entah harus kutulis seperti apa,
karena imaginasi liarku sekalipun tak mampu
menggambarkannya dengan tepat…
Pagi kesekian…dalam catatanku yang berlalu tanpamu….
aku kehilangan senyummu dalam cangkir kopiku
Bahkan dalam keping biscuit yang kugigitpun tidak pula kucium aromamu!!
ANSOV31O12018
Setahun hari ini papaku berpulang,
Allaahummaghfirlahuu, warhamhuu, wa ‘aafihii, wa’fu ‘anhuu, wa akrim nuzuulahuu, wa wassi’ madkhalahuu, waghsilhu bimaa-in watsaljin wabaradin, wanaqqihii minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi, wa abdilhu daaran khairan min daarihii, wa ahlan khairan min ahlihii, wa zaujan khairan min zaujihii, waqihi fitnatal qabri wa ‘adzaabannaar.
Artinya :
Ya Allah, ampunilah beliau, rahmatilah beliau, maafkanlah beliau, ampunilah kesalahannya, muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air, es dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah istrinya dengan istri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa neraka.
dan bangkitkan beliau kelak bersama para salifusholeh dan orang2 yang Engkau cintai. Amin
Alfatihah… untukmu papaku!