GIVE IN ORDER TO GET

 

minber-2“Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Baqarah 261)

 

Seorang sahabat baik yang telah berulang kali melaksanakan umrah dan tahun ini berangkat lagi untuk yang kesekian kalinya mengirim pesan padaku via TG,  “Kenapa setiap kali aku masuk ke Raudhah, aku tak pernah mampu menahan air mataku?”  Serta merta aku membalas ” Siapa orangnya yang tak akan meneteskan air mata bila berdekatan dengan kekasihnya?  Manusia paling mulia dan dirindukkan oleh segenap mahluk langit dan bumi? Siapa pula yang tak akan terharu saat sadar tengah berdiri ditaman syurga, taman nabi ?”

Nyaris tak ada orang yang aku temui yang pernah menapakkan kaki ke Raudhah yang tidak mengatakan bahwa mereka tidak menangis, karena baru saja kita menapakkan kaki kita di karpet hijau yang menandai bahwa kita telah berada di area Raudhah dan mengucapkan salam kepada Baginda rasulullah SAW maka saat itu kita diserbu oleh keharuan yang tak terbendung. Tadinya saya berpikir bahwa tangis saya sekeras itu karena ini memang pertama kali saya menapakkan kaki disana, berbaur dengan jutaan manusia yang melaksanakan haji, bertamu dan ziarah kemakam Rasulullah. Dan menyampaikan berbagai hajat dan permohonan ampun kepada Allah ditempat yang paling istimewa, karena tak ada doa yang disampaikan di Raudhah yang tidak di Ijabah oleh Allah Swt, karenanya Raudhah menjadi dmikian istimewa, apalagi sholat di masjid Nabawi setara dengan sholat 1000 kali di masjid lain selain Masjidil Harom. Dan ternyata ketika beberapa tahun kemudian saya kembali kesana untuk melaksanakan Umrah,  saya dapati bahwa kali keduapun tangis saya tak terbendung. Saya dapat memahami pasti perasaan sahabatku tersebut sama halnya dengan apa yang kurasakan, meskipun beliau telah haji dan berumrah hampir setiap  tahun, kenikmatan yang dirasakan saat berada di Raudhah akan terus melingkupi siapapun yang datang kesana, yang rasanya agak sulit kita ungkap dengan kata-kata, kita hanya mampu menggambarkan bahwa kita terharu, kita bersedih tapi juga bahagia, antara sedih dan bahagia, adakah kalimat yang bisa menggambarkan perasaan tersebut secara kongrit? Dan itu dia alami oleh semua orang yang pernah menapakkan kaki di Raudha maupun Baitullah, meskipun berulang-ulang.  Allah swt memanggil umatnya untuk datang kerumahnya sebagai tamu, dan tidak semua orang berkesempatan untuk kesana. Apalagi berulang-ulang seperti sahabatku ini.

nabawiraudhah

Orang yang punya duit banyak tidak sedikit, bahkan yang bisa berangkat setiap bulan pun banyak, tapi Allah swt tidak mengundang mereka, jangankan datang, tergerak untuk berniat saja tidak. Ada pula yang keinginan untuk menjadi tamu Allah sedemikian kuat tapi belum dikarunia kemampuan finansial, itu sebabnya ketika sahabatku menyampaikan niatnya untuk kembali umrah bahkan membawa serta keluarga dan seorang karyawannya , saya merasa perlu menyampaikan selamat dan meminta sahabatku untuk banyak-banyak bersyukur. Karena beliau dikarunia hal yang tidak semua orang bisa mendapatkan, niat untuk berumrah dan kemampuan finansial yang berlebih, hingga bisa mengumrahkan pula orang lain. Orang bilang “ GIVE IN ORDER TO GET” bahwa MEMBERI  ITU SESUNGGUHNYA MENDAPATKAN. Mungkin itulah kalimat yang cocok  untuk kusematkan pada sahabatku ini, saya mengenalnya sebagai seorang yang memiliki filantropi yang luar biasa, melihat bagaimana ringan tangannya beliau membantu orang lain. Banyak memberi tidak lantas membuat kita miskin, karena sesungguhnya kita sedang menanam benih yang bulir-bulirnya akan tumbuh semakin banyak seperti yang di firmankan Allah swt, pada ayat yang saya tulis di awal tulisan saya,  wajarlah jika Allah Swt terus menambah rezeki beliau.  Sebagai sahabat saya  mendoakan kiranya keberangkatan beliau akan melipat gandakan kebaikannya, menjadikan  beliau semakin sholeh, dan semakin menambah ghiroh untuk lebih dekat kepada Allah swt. Saya sangat berkeyakinan orang baik seperti beliau akan mendapatkan kembali setiap kebaikan yang beliau tabur, karena bahkan ketika beliau tidur, orang-orang yang beliau bantu akan terus mendoakannya.

Ada hal menarik dari sahabatku ini yang menurutku membuat rezeki beliau amat lapang. Kedermawanan dan keikhlasan beliau membantu orang lain tanpa berpikir. Saya ingat satu saat dalam sebuah pertemuan kami, saya bercerita tentang keinginan saya mendirikan gedung untuk sekolah,  saya hanya bercerita bahwa saya mendapatkan sebidang tanah wakaf yang oleh pemiliknya diberikan kepada saya untuk dibangunkan sesuatu diatasnya yang kiranya bisa membuat tanah itu bermamfaat. Saya sedemikian terkejut karena tiba-tiba beliau menyodorkan kepada saya setumpuk uang dan bilang ” Izinkan saya juga menitipkan uang saya untuk niatmu membangun PAUD itu, semoga menjadi amal baik pula bagiku” katanya tersenyum melihat reaksiku yang terkejut. Bagaimana tidak terkejut? karena aku baru berniat dan tanpa sengaja bercerita, tapi sahabtku ini sudah tergerak untuk membantu. Begitulah akhirnya dengan uang yang disumbangkannya itu saya dan teman-teman memulai membangun gedung sederhana yang digunakan sebagai sekolah anak usia dini. Dan hingga kini sekolah itu juga menerima dan menggratiskan siswa dari golongan yang kurang mampu. Saya juga tau bahwa beliau memiliki beberapa usaha yang sebagian besar penghasilannya di pakai untuk membantu anak yatim piatu, beliau juga membiayai sekolah dan kuliah anak-anak yang cerdas, tapi kesulitan biaya, bahkan beliau juga mempekerjakan beberapa tenaga kerja untuk mengambil perangkat sholat di masjid-masjid, mencucinya hingga bersih hingga jamah perempuan yang berniat sholat selalu mendapatkan perlengkapan sholat yang bersih dan wangi. Ada beberapa kali lagi  saya melihat bagaimana beliau membantu orang yang kesulitan tanpa berpikir terlebih dahulu.

Beliau sering mengatakan kepada saya, bahwa ilmu agamanya belum banyak, tapi justeru saya melihat pengetahuan agama yang banyak tanpa diikuti oleh praktek juga tidak membanggakan. Karenanya saya menyampaikan kepada beliau, “ Semoga niatmu beramal menjadikan Allah swt juga Ridho meletakkan hausnya Ilmu agama di hatimu” karena amalan tanpa ilmu juga akan menjadi seperti debu yang beterbangan.

Ya Allah jadikan perjalanan Umrah sahabatku sebagai perjalanan yang penuh kerinduan kepadaMU, anugerahi beliau kehusyu’an dalam beribadah, terima semua amalannya dan jadikan amalan tersebut wujud usahanya untuk menjadi hambaMU yang selalu ingin dekat dan berbakti kepadaMU.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: