Perempuan, sosok yang di ciptakan untuk mengindahkan dunia. Jika dunia diibaratkan taman maka bunga yang berwarna warni adalah perempuan. Tak lengkap rasanya sebuah taman tampa bunga, begitupun dunia. Terbayang betapa hampa dan tawarnya dunia tanpa perempuan. Perempuan yang padanya dilekatkan kelembutan, kehalusan fisik dan tutur kata, kemolekan tubuh dan kecantikkan paras tidak saja sebagai keindahan yang tak pernah habis di bahas sepanjang masa, tapi juga menjadi simbol godaan dunia yang terbesar. Di telapak kakinya diletakkan syurga karena perjuangannya yang tidak terkatakan dalam meneruskan generasi. Boleh saja laki-laki mengklaim bahwa merekalah sang penguasa tapi sesungguhnya perempuanlah penguasa di balik layar. Dialah yang membentuk dan menciptakan penguasa yang sesungguhnya… karena perempuan adalah madrasah pertama bagi sang calon pemimpin (penguasa).
Seiring perkembangan zaman maka perempuan juga ikut berubah, paham yang mereka anut maupun nilai yang mereka terapkan dalam kehidupan tapi ada hal yang tidak bisa diubah sampai kapanpun ….. apa itu? mari kita tengok…..
Konon Perempuan mampu menangis dalam tawanya, bahkan perempuan juga mampu tertawa dalam tangisnya. Saat dia berkata “Aku baik-baik saja” fakta sesungguhnya hatinya hancur berkeping-keping. Saat dia tersenyumpun seringkali dia tengah menelan semua tangisnya. Tapi saat dia tertawa lebar dan menatapmu dengan mata berbinar sempurna maka bahagialah karena itu tandanya kau adalah bahagian penting dari apa yang dialaminya. Perempuan dulu dan perempuan sekarang tak berbeda untuk hal ini.
Mereka agak kesulitan mengungkapkan isi hatinya, lukanya, bahkan semua yang membuatnya kecewa. Jika pun mereka bisa mengungkapkannya, mereka tidak mampu mengungkapkan semuanya, selalu ada yang disisakan untuk dirasakan sendiri, direnungkankan bahkan dia tangisi sendirian, tapi jangan salah itulah strong point yang jadi titik balik kekuatannya. Perempuan dulu total seperti ini, perempuan sekarang agak berbeda , mungkin karena era saat ini adalah era keterbukaan maka perempuan sekarang lebih frontal dalam mengungkapkan perasaannya ( Tanpa tedeng aling-aling) mereka tidak lagi sungkan untuk menyampaikan perasaan sedihnya, duka laranya, rasa cintanya, kebahagiannya bukan hanya kepada orang dekat bahkan kepada dunia…. buktinya .. coba liat di semua media sosial yang rata-rata di dominasi oleh perempuan segala umur, menampakkan bahwa mereka sangat tidak sungkan untuk curhat 😉😉 bahkan seringkali mereka juga menggunakan kata-kata dan kalimat yang menurut saya terlalu vulgaruntuk mencaci maki, mengcomplain dan mengkritisi hal-hal yang menurut logika mereka tidak sesuai. Lebih dari itu mereka bahkan menyatakan perang dengan suami mereka di medsos hahaha… luar biasa, hal yang dulu dianggap tabu untuk seorang perempuan yang nota bene melekat dengan sikap lembut dan mestinya penuh hormat kepada lelaki. Tapi itulah perkembangan zaman, juga pasti disertai dengan pergeseran nilai. Bahkan yang lebih miris… Anak-anak perempuan zaman ini sebagian besar juga berani mendahului para pria untuk menyatakan perasaannya yang bagi perempuan dulu dianggap tabu🤔🤔
Perempuan dalam kondisi perasaannya hancur berkeping-keping masih memikirkan perasaan prianya. Mereka tidak ingin prianya sedih dan ragu meskipun disaat bersamaan hatinya telah hancur lebur, seperti kapas yang beterbangan, mungkin sulit untuk disatukan kembali. Bukankah hati yang sudah remuk sulit untuk menjadikannya utuh kembali. Dalam hal mendahulukan orang lain perempuan dulu nyaris semua melakukan hal itu, tapi perempuan sekarang agak langka yang mau melakukannya. Karena bagi mereka laki-laki yang gentle adalah lelaki yang harus mempertimbangkan dan mendahulukan perasaan perempuan. Yah meskipun tidak selalu, ada banyak perempuan yang berlindung di balik kalimat PEREMPUAN ITU LEMAH sehingga kemudian menjadikan kalimat itu perisai atas ketidak mampuan mereka dalam berbagai hal.
Sebagian perempuan mudah memaafkan tapi mereka adalah tipe makhluk yang sulit melupakan, tidak heran jika kau pernah berbuat baik padanya, dia tidak akan melupakanmu seumur hidup. Demikian pula saat kau menyakitinya meskipun dia mengatakan sudah memaafkanmu sesungguhnya dia tidak akan melupakan hal itu selamanya. Untuk yang seperti ini perempuan di semua zaman berlaku sama…. sehingga saya berpesan jangan sekali-sekali mempermainkan perasaan mereka . Jangan berjanji jika kau yakin tidak bisa menepati, jangan kau ketuk hatinya jika kau tidak yakin untuk menetap, dan jangan coba kau beri harapan jika kau belum yakin untuk memutuskan memilihnya jadi perempuanmu, karena itu maknanya kau siap untuk menjadi musuh sepanjang hidup mereka.
Perempuan adalah Intelejen paling mumpuni, mereka dikarunia insting dan intuisi yang yang sangat tajam, sehingga seringkali bisa mendeteksi segenap kebohongan dan bual yang di lontarkan lelaki. Mereka juga cerdas untuk melemparkan amunisi tersebut kepadamu justeru di saat yang tidak pernah kau duga. Soal intuisi menurut saya pasti juga dipunyai oleh perempuan zaman dulu, hanya saja karena keterbatasan ruang dan kesempatan sehingga perempuan-perempuan dulu yang memang di pola untuk selalu menjadi perempuan penurut (Kata teman saya yang orang jawa NRIMO) maka apa yang menjadi pengetahuan mereka hanya mereka simpan dalam hati tanpa keinginan sedikitpun untuk melontarkan. Sangat jauh berbeda dengan perempuan sekarang yang lebih memiliki keberanian dan peluang besar untuk menyampaikan pendapat dan perasaannya di ruang publik.
Sungguh Nian
SukaSuka