Perempuan itu Dia

siluet-wanita-muslimah

Dia adalah perempuan…

yang terbelenggu rindu, yang terpisah jarak dan terkulai tak berdaya

yang mesti menelan sejuta gelisah dalam gulitanya malam

mendekap rindu dengan sepenuh sendu tanpa tahu kapan akan berbuah temu

Dia adalah perempuan ….

Yang merajut harapan seperti kalungan selendang yang melilit lehernya

Yang setia mendekap doa-doa untuk lelakinya,

yang mengucap wirid dalam tumpahan air mata

dalam gamang yang menghentak dan risau yang tak kunjung sepi

Dia adalah perempuan ….

Yang terjebak dalam himpitan harapan serta ilusi

Tergenang dalam kenangan dan impian

Tergerus dalam libasan permainan kalimat indah yang bisa jadi hanya

sekedar pelangi yang muncul sesaaat setelah gerimis

Dia adalah perempuan….

Yang membiarkan rapuhnya hati seringkali berderai dan terserak

yang puing-puingnya dia kumpulkan dalam wadah retak

karena impian yang sesungguhnya pun tak pantas dia rindukan

Dia adalah perempuan ……

yang di cari hanya pada saat butuh, layaknya payung

yang di cari saat hujan….

disusurinya jalan dengan kepala tertunduk dan mata terpejam

membawa puing-puing hati yang terserak dalam wadah yang retak

Entah sanggup dia menantang matahari, atau terkulai tunduk tanpa daya

karena dia hanya punya Tuhan, tempatnya melabuhkan duka

dan berkisah tentang sakitnya rindu dan perihnya sepi.

Dia adalah perempuan….

Yang menelan tangisnya dalam-dalam

Yang belajar untuk tetap tersenyum meski air matanya kering

Yang gesit dan dan selalu riang gembira di mata setiap orang

karena sedihnya telah di kuras di atas sajadah dan pilunya telah di tuntaskan

disepinya malam, dalam rangkaian doa-doa panjang tak berujung

mensemogakan harapan dan impian dan

mengalungkan selendang cinta untuk lelakinya.

2 Replies to “Perempuan itu Dia”

Tinggalkan komentar