Dia adalah perempuan…
yang terbelenggu rindu, yang terpisah jarak dan terkulai tak berdaya
yang mesti menelan sejuta gelisah dalam gulitanya malam
mendekap rindu dengan sepenuh sendu tanpa tahu kapan akan berbuah temu
Dia adalah perempuan ….
Yang merajut harapan seperti kalungan selendang yang melilit lehernya
Yang setia mendekap doa-doa untuk lelakinya,
yang mengucap wirid dalam tumpahan air mata
dalam gamang yang menghentak dan risau yang tak kunjung sepi
Dia adalah perempuan ….
Yang terjebak dalam himpitan harapan serta ilusi
Tergenang dalam kenangan dan impian
Tergerus dalam libasan permainan kalimat indah yang bisa jadi hanya
sekedar pelangi yang muncul sesaaat setelah gerimis
Dia adalah perempuan….
Yang membiarkan rapuhnya hati seringkali berderai dan terserak
yang puing-puingnya dia kumpulkan dalam wadah retak
karena impian yang sesungguhnya pun tak pantas dia rindukan
Dia adalah perempuan ……
yang di cari hanya pada saat butuh, layaknya payung
yang di cari saat hujan….
disusurinya jalan dengan kepala tertunduk dan mata terpejam
membawa puing-puing hati yang terserak dalam wadah yang retak
Entah sanggup dia menantang matahari, atau terkulai tunduk tanpa daya
karena dia hanya punya Tuhan, tempatnya melabuhkan duka
dan berkisah tentang sakitnya rindu dan perihnya sepi.
Dia adalah perempuan….
Yang menelan tangisnya dalam-dalam
Yang belajar untuk tetap tersenyum meski air matanya kering
Yang gesit dan dan selalu riang gembira di mata setiap orang
karena sedihnya telah di kuras di atas sajadah dan pilunya telah di tuntaskan
disepinya malam, dalam rangkaian doa-doa panjang tak berujung
mensemogakan harapan dan impian dan
mengalungkan selendang cinta untuk lelakinya.
Bagus banget puisi-puisinya mba 🙂 Saya tersentuh
SukaSuka
😍 Makasih yah
SukaSuka