Aku mencintaimu dengan serius, seserius aku menapaki hidupku, seserius aku menggeluti pekerjaanku….seserius aku memintamu kepada Tuhanku
Tatkala senja datang menawarkan warna lila di cakrawala, dan bias senja perlahan mengantar gelap sejauh mata memandang, aku meradang karena rindu, hatiku gigil serasa diremas, mengingatmu selalu mampu menjadikanku demam .. selalu dan selalu seperti itu. Aku tidak berani membayangkan sekiranya engkau menghilang dari kehidupanku, apakah aku masih mampu menatap matahari? Apakah aku mampu melangkah melanjutkan hidupku? Dingin menyusup dalam dada saat ingatanku merasakan kehilanganmu, aku gamang segamang-gamangnya, kehilangan tempat berpegang seolah tubuhku melayang dari ketinggian, ringan, hampa dan kosong…….
Tiba-tiba aku ingin berwudhu, agar inderaku merasakan sapuan kedekatan kita diantara percikan air yang kusapukan pada anggota wudhuku, serius, aku mau segera melaksanakan sholat agar aku kembali merasa bahwa engkau dekat teramat dekat denganku. Bukankah namamu selalu kusebut dalam setiap doa yang kunaikkan ke angkasa dan menggapai langit dimana ArsyNya bertahta?
Saat aku mencumbuimu dengan mesra, aku merasa hangatnya anugerah kasih yang diberikanNya buatku, kudekap dan kupeluk kuat sosokmu agar rindu yang terburai tuntas tanpa sekat. Serius, kunikmati sosokmu utuh dalam lelapnya tidurmu, kubelai dan kusapu seluruh wajahmu yang sanggup kulakukan dengan syahdu, kusadari benar bahwa Tuhan tidak keliru memilihmu untuk masuk dalam hidupku.
Serius Kunikmati pelukanmu bahkan deru nafasmu yang menerbangkan semua mimpi burukku, detak jantungmu yang rapat di dadaku, seolah berjanji untuk selalu berdenyut bersama. Sesekali tangan nakalmu menggerayangi lekuk hidupku dan aku tahu aku sulit hidup tanpamu. Ini pikiran paling serius yang muncul di benakku
Aku tahu, sesungguhnya kau demikian pemurah, tidak akan mempermalukan aku, menjagaku dan menghawatirkan diriku, seperti kehawatiranku yang meracuni hati dan pikiranku tentangmu, serius aku bilang, meskipun seringkali pula amarahmu membuatku rindu dan kelu, karena kita di penuhi tanda tanya yang tak pernah beroleh jawaban.
Jarak seringkali membuat kita asing, jarak pula yang membuat kekhawatiranku membengkak laksana abses yang tumbuh pesat dan membuat hatiku ngilu.
Tapi jarak itulah yang menghadirkan rindu dan nyanyian sunyi yang membuat aku mengerti bahwa di dalam cinta memang harus ada rindu, agar aku tahu seberapa besar Tuhan menebalkan rasa cinta di dadaku.
Sejatinya jarak tidak membuat kita jauh, bukankah katamu aku kau simpan dalam hatimu? seperti juga aku menyimpanmu rapat-rapat dalam hatiku yang tersembunyi.
Semestinya kita selalu dekat, karena jarak hanya ada bagi mereka yang hatinya terpisah, dan jarak hanya rentangan posisi kita berdiri. Sejauh jemari kita yang tak saling bertaut. Tapi kita tak akan merasakan itu, karena kita sama-sama tahu dimana kita bisa saling mencari.
Aku percaya, Tuhan akan memilih mengabulkan permintaan mereka yang menangis sungguh-sungguh, seperti tangisku yang memintamu padaNya
Sungguh aku ingin DIA tidak mengabaikan permohonanku, karena aku membiarkan butiran-butiran air mataku luruh membasahi sajadahku, hanya untuk memintamu agar kau tetap bersamaku.
Aku seolah tak tahu malu meminta agar DIA menjamah hatimu, agar DIA palingkan dirimu untuk menggandengku berjalan menuju syurga, tempat dimana segenap hawatir dan cemas kita lenyap tak berbekas.
Aku serius memintamu di rumahNya, aku serius memohon untukmu ditempat dimana semua doa tak pernah ditampik, semua permintaan dikabulkan… hanya agar dirimu serius menjadikanku Makmum dalam tiap sholatmu.
Aku ingin mencintaimu dengan serius, seserius aku menuliskan kata-kata permohonan, dan melisankan permintaanku setiap kali aku ingat dirimu.
Aku ingi menyayangimu dengan serius, seserius aku memintal semua doa untukmu, agar kita diizinkan selalu bersama.