Siang ini matahari palu tidak begitu menyengat, jalanan lengang, pelan kularikan kendaraan melintas jalan protokol yang pada hari biasa lalu lintasnya agak semrawut, pikiranku tertambat pada satu komentar yang aku baca di WA, berusaha menganalisis, dan hipotesa sementara itu adalah ungkapan ” kurang senang”. Menyadari itu aku tergelitik untuk muhasabah, bisa jadi ucapan atau sikap saya juga yang jadi pemicu sehingga teman tersebut berkata seperti itu? Meski sedikitpun tidak ada niat di hati, saya sengaja menyampaikan sesuatu yg mungkin bagi yang bersangkutan dirasakan sebagai sesuatu yang berlebihan. Aihhh biarlah Tuhan yang menilai…..
Meretas waktu menunggu aku membuka-buka wikipedia mencari makna sebenarnya dari kata
“Iri hati” (bahasa Inggris: envy, bahasa Latin: invidia), terkadang disebut juga dengki atau hasad, adalah suatu emosi yang timbul ketika seseorang yang “merasa” tidak unggul melihat orang lain memiliki keunggulan dan berharap agar orang tersebut kehilangan apa yang dia miliki. Iri hati sejenis penyakit hati yang tergolong penyakit serius karena siapapun yang dihinggapi penyakit ini tak akan pernah merasa bahagia dalam hidupnya. Bagaimana mungkin yang bersangkutan akan bahagia, jika melihat senyum orang lain hatinya panas? Melihat orang lain tertawa, hatinya dipenuhi kejengkelan?
Iri hati juga adalah penyakit yang mudah sekali di deteksi, karena si pengidap tidak akan sanggup menutupi suasana hatinya yang sakit dengan apik. Wajah orang yang iri hati meskipun cantik tak akan menampakkan aura kecantikkannya, sebaliknya akan terlihat suram, karena bibirnya setiap saat, akan nampak mencibir setiap kali melihat keunggulan orang lain, matanya akan nampak selalu mendelik karena hatinya sakit melihat orang lain lebih baik. Si sirik ini juga akan gampang terdeteksi dari ucapan dan kalimat-kalimat yang mereka sampaikan, penuh dengan sindiran, kecaman dan cenderung pedas, karena memang ditujukan untuk menyerang orangbyang mereka tidak sukai, lupa kalau ucapan adalah gambaran isi otak dan suasana hati seseorang. Mereka lupa bahwa bahasa menunjukkan, di kelas mana mereka menempatkan diri. Kejengkelan-kejengkelan yang muncul akan menjadikan si sirik kehilangan akal sehat, senang mencari hal hal buruk orang lain dan menceritakan aib tersebut ke orang lain, karena menyangka mereka akan nampak lebih baik dari orang yang mereka ceritakan, aihhh malang benar nasib si sirik, karena kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut lama kelamaan akan menjadi karakter yang sulit untuk diubah. Bayangkan apa yang terjadi dilingkungan kita, jika ada satu orang saja yang mengidap penyakit itu? Kita mungkin bisa menghindar untuk tidak tertular, tapi kita tak akan bebas dari perasaan muak karena mendengarkan kekurangan setiap orang yang dia beberkan, mungkin sebagian kisahnya adalah fitnah karena muncul dari rasa jengkel dan kesalahan menerjemahkan sikap orang lain, karena kadung benci dan iri. Kalau yang bersangkutan dengan mudah menceritakan kekurangan orang lain kepada kita tidak mustahil dia juga mudah menceritakan aib kita kepada orang. Asragfirullah, sesungguhnya orang yang seperti inilah wabah yang sesungguhnya. Pantaslah di sebuah hadits disebutkan
“Janganlah sekali-sekali kalian iri hati, karena iri hati menghapuskan kebaikan seperti api menghanguskan kayu bakar” .
Bisa dibilang inilah bahayanya iri hati:
1. Orang iri hati mudah menyimpan dendam.
2. Orang iri hati menghalalkan segala cara.
3. Orang iri hati sering melupakan Tuhan.
4. Orang iri hati mudah kecewa.
Nah menghadapi orang-orang seperti ada beberapa cara:
1. Selalu jaga sikap dan perkataan
Sebagai manusia biasa, pastilah kita tidak pernah luput dari kesalahan. Meski begitu, sudah selayaknya kita berusaha menjaga sikap, perkataan dan juga perbuatan. Karena bisa jadi dari sikap, perkataan dan perbuatan kita sendirilah yang ternyata memicu rasa iri di hati teman, misalnya : suka pamer, sombong, berlebihan dalam hal apapun, dan lainnya. Selalulah bersikap baik, berkata baik meskipun orang lain bersangka buruk.
2. Hindari sangka buruk
Meski kita tahu sifat teman yang tukang iri, namun hindari berburuk sangka terhadap mereka. Tetaplah bersikap dan berprasangka baik pada semua orang, karena seperti yang
kita tahu bahwa keburukan tidak akan lebih baik jika dilawan dengan keburukan. Lagian kalau kita balas keburukan mereka dengan keburukan pula, lalu apa bedanya kita dgn mereka? Tempatkanlah diri kita di tempat yang layak, karena orang akan menilai dari apa yg mereka lihat dan dengar bukan apa yg disembunyikan dalam hati.
3. Tetap sabar dan menahan emosi
Menghadapi sikap teman yang suka iri memang suka membuat emosi memuncak, meski begitu akan lebih bijak jika kita selalu bersabar dan berusaha menahan diri. Bukankah kita tahu mereka lagi sakit? Jadi biarkan dia berusaha mengobati sakitnya, jika perlu kita bantu sekuatnya.
4. Bicarakan dengan baik jika ada masalah
Kesabaran manusia pasti ada batasnya, begitupun ketika menghadapi perilaku buruk teman yang iri. Apabila Anda sudah tidak tahan dengan perilaku buruk teman anda, tidak ada salahnya jika Anda berusaha menemuinya untuk berbicara dari hati ke hati. Tanyakan kepadanya, apa yang memicu sifat buruknya terhadap Anda tersebut dan jangan lupa minta maaf jika perilaku atau perbuatan Anda sudah membuat mereka merasa tidak nyaman. Mungkin dengan bicara dari hati ke hati, mereka akan menyadari kalau mereka keliru. Bahwa apa yang mereka duga tidaklah seperti itu faktanya. Tapi kalau setelah itu mereka masih tetap saja bersikap buruk, biarlah itu menjadi urusan dia dengan tuhanNya, kita cukup mendoakan agar mereka memperoleh hidayah.
Sekian yah…. berharap kita akan melatih diri kita untuk mendeteksi jangan-jangan kita sudah tertular penyakit mematikan ini, mari kita memohon pada Tuhan dengan banyak berdoa agar dihindarkan dari sikap iri hati.