PEREMPUAN HEBAT

beautyplus_20161124163425_save

Ada begitu banyak perempuan-perempuan hebat di sekeliling kita, yang menginspirasi dan memotivasi agar kita juga membenahi diri agar lebih berkualitas… tidak melulu terjebak dalam pemikiran main stream bahwa perempuan hanya paham masalah seputar kasur, dapur dan sumur. Tapi sejatinya juga harus paham banyak hal.. bukankah perempuan adalah madrasah pertama bagi putra-putrinya? Kamus berjalan bagi anaknya yang ingin tahu segalanya tentang dunia di luar dirinya.
Menyedihkan kalau ada sekumpulan perempuan berkumpul lalu topik pembahasannya sebatas menggali dan mengeksplorasi kekurangan perempuan lain… atau yang paling hebat diskusi dimana tempat sulam alis paling mutahir, atau letak butik yang baru dibuka hahaha….
Tanpa sadar kita mewariskan pengetahuan tetek bengek itu kepada anak-anak kita, dan kalau kemudian mereka menjadi lebih ahli dalam membahas topik fashion, hebat dalam mencela dan mengupas kekurangan orang lain itu bukan salah mereka tapi sepuluh jempol buat kita ibunya karena telah membentuk generasi dengan mutu “cemen” pinjam istilah bontotku kalau mau mengatakan hal-hal yang gak penting.
Adalah benar tugas sebagai ibu butuh waktu seumur hidup untuk paham, karena setiap hari kita akan dihadapkan dengan masalah dan kasus yang berbeda hingga sebanyak apapun buku yang kita baca selalu tidak cukup untuk dijadikan referensi bagaimana menjadi ibu yang ideal. Menjadi ibu adalah kehormatan bagi setiap perempuan, tapi sedikit sekali yang menyadari sejak awal bahwa kehormatan itu disertai konsekwensi yang amat berat bagaimana menciptakan generasi rabbani. Generasi yang mengenal dirinya dan dengan pengenalan itu mereka akan mengenal Tuhannya. Ilmu menjadi ibu tidak akan pernah kita dapatkan di bangku sekolah setinggi apapun kita memijaknya.. karena ada berapa banyak yang bergelar profesor tapi gagal mengenalkan Allah kepada putra putrinya… sebaliknya ada yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah tapi berhasil mengantarkan anak-anaknya menjadi sholeh dan sholeha. Lalu dimana letak masalahnya? Ternyata menjadi perempuan hebat apalagi menjadi ibu yang hebat tidak cukup dengan teori, ilmu mendidik, ilmu psikologi, jago matematika, ahli ilmu fisika tapi harus pula dekat dengan Allah swt yang menguasai “hati” manusia. Perempuan harus meminta pertolongannya untuk menundukkan hati putra-putrinya, meminta bantuan kepada Allah untuk pmeletakkan pemahaman di dalam hatinya, meminta agar kiranya Allah menjernihkan pikiran mereka hingga apapun ilmu yang di jejalkan padanya mampu dia pahami dan mengerti. Nah hubungan dekat dengan Allah inilah kunci mengapa kemudian menjadi perempuan hebat tidak cukup dengan gelar-gelar yang memanjangkan nama. Bukan tidak penting tapi ada yang lebih penting dari itu. Idealnya gelar-gelar yang disandang oleh perempuan semakin membuatnya rendah hati, semakin membuatnya takluk akan kekuasaan Allah dan semakin membuatnya mengandalkan Allah untuk semua urusan bukan mengandalkan gelar-gelar yang mereka sandang. Sepenuh hormat kepada banyak perempuan bergelar tapi tetap rendah hati dan tawadhu…. demikian cerdas tapi juga memiliki hati yang kaya dengan kebijaksanaan. Yang selalu mampu menyampaikan hal baik dari lisannya, berbagi kemamfaatan dengan sesamanya dan nyaris tidak pernah keluar celaan dari bibirnya…. subhanallah…
Semoga Allah menganugerahkan kemampuan kepadaku untuk mencontoh perempuan-perempuan hebat itu…. yang tidak pernah membagi masalahnya kepada dunia, menelan tangisnya di dada buat dirinya sendiri tapi selalu mau berbagi kebahagiaan dengan orang lain…….
Amin…… ijabah doaku ya Allah..😍😍😍
(Merenung setelah Membaca ulang “Tarbiyah Cinta” nya Imam Alghazali)

2 Replies to “PEREMPUAN HEBAT”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: