Subuh ini aku bangun dengan perasaan ringan, kusibak gorden jendela hotel dan kujenguk jalanan jakarta dari lantai tujuh, lenggang.. hanya satu dua kendaraan yang melaju dijalanan yang pada hari-hari biasa selalu menawarkan pemandangan yang bikin otak ruwet karena kemacetannya.
Aku melihat sosokku yang nampak dijendela kaca, perempuan yang kemarin baru saja memperingati pertambahan usia, yang bagian sisi kanan dan kiri pelipisnya nampak rambutnya yang nyaris dipenuhi uban…. yang sudut mata dan bibirnya tidak bisa menyembunyikan angka-angka umurnya yang jumlahnya tidak sedikit, hanya perempuan biasa dan sama sekali jauh dari sempurnah… bayangan perempuan didepanku juga menatapku tajam, meneliti setiap inci wajahku dengan cermat….. bibir yang nampak didepanku bukan tidak pernah mengeluarkan kata-kata kasar yang menyakiti, seperti halnya matanya pun sama sekali bukan tidak pernah melihat yang bukan menjadi haknya, ketika aku melongok semakin jauh kedalam hatinya… aku juga melihat benih… kemarahan, dan sejujurnya aku masih menemukan serpihan iri hati, dendam, benci dan bahkan ada ujub dan bangga diri … kecintaanku kepada dunia…. masih lebih besar dari pada cintaku kepadaNya…..
Fakta itu membuatku tertunduk malu dalam sujudku…., menyebabkan derasnya airmata yang tumpah dipipiku, membuat dadaku sesak karena tangis yang membuncah…. manusia disekelilingku pasti tidak bisa melihat yang kusembunyikan dengan apik jauh didalam hati…. tapi Rabbku mengetahui dengan terang benderang melibihi pengetahuanku sendiri.
Kebusukkan dan tebalnya kabut penutup hatiku begitu nyata dan pasti Allahku melihat tanpa hijab sedikitpun….
Ya Allah…. engkau maha tahu dan maha penyayang kepada semua hambamu, andai setiap kotoran hati hambamu Engkau tampakkan di wajah kami, maka tidak nanti kami temukan orang yang cantik dan tampan didunia ini…..
Ya Allah jika setiap kali kami melakukan dosa kau tampakkan tandanya ditubuh kami, maka sungguh sebagian besar kami akan malu keluar rumah….
Tapi Engkau memang maha bijaksana…. Engkau menutup rapat setiap Aib hambaMu dengan sempurnah, Engkau terima semua pengakuan hambaMu tanpa memarahi meskipun itu maknanya kami melanggar aturanMu…. Engkau tetap menyayangi kami, tanpa mempermalukan meski nyata Engkau tahu hati kami demikian kotor….
Engkau tetap memberikan nikmat karuaniaMu meskipun Engkau tau kami masih menyimpan dusta…..
Dan subuh ini … aku terpaku didepan jendela kamar betapa kecilnya aku dihadapanMu ya Rabb….. sehingga yang tampak hanya diriku yang tertutup oleh besarnya dosa dan kesalahanku, aku menangkup pipiku dengan kedua tanganku… sambil berkata lirih kepada diri sendiri……
Ampuni aku Tuhanku ……
Aku MANUSIA dan memang bukan MALAIKAT……
Sehingga salah dan khilaf masih selalu menjadi pakaianku ….
Jika bukan karena Maha KasihMu… aku akan lebih hina dari kotoran sampah
Jika bukan karena KebijaksanaanMu maka kerikil dijalanan lebih bermamfaat dari diriku…….
(Ansov070916)
hiiii kak Annasovi,
salam kenal saya hany, tulisan kakak bagus2 🙂
kebetulan saya sdg melakukan penelitian (Skripsi) mengenai menulis . jika berkenan boleh minta email nya kak? untuk partisipasi pengisian kuisioner.
terima kasih
SukaSuka
Terima kasih hanny sudah mau mampir, ini alamat email saya sovi_67s@yahoo.com
SukaSuka