Kutatap jarum jam yang bergeser, pelan dan pasti
Meninggalkan jejak-jejak di atas pasir kehidupan
Jarak bukan lagi suatu keniscayaan,
karena aku tau kau tidak beranjak dari tempatmu
tidak dulu, kini bahkan nanti, kau tetap disitu
di bilik hati yang tersembunyi dengan rapi.
Waktu memang mengganyang semuanya
Tapi tidak kenangan, karena kenangan tetap utuh
Berbingkai rindu dengan warnanya yang gemerlap
Terus menari di pelupuk mata, seolah menyatakan perang
Pada ingatan, bahwa dia adalah pemenang.
Sekian tahun lewat, dan sosokmu masih berdiri pongah disana
Berbalut rajutan kenangan yang menutup setiap lembar ingatanku
Besar harapku dapat menatapmu kembali seperti dulu
Dan biarlah setelahnya kenangan itu kemudian mati, karena harapku
Telah punah terbawa angin waktu yang mendesir.