Pada suatu hari nanti Jasatku tak akan ada lagi,
Meski aku tetap ingin tersenyum padamu
Meski aku tetap ingin memelukmu, memandangmu sepuasnya
dan menikmati matahari senja yang rebah keperaduannya
Tapi dalam bait-bait sajak ini Kau tak akan kurelakan sendiri
Pada suatu hari nanti Suaraku tak terdengar lagi
Meski ingin tetap kuperdengarkan suaraku untukmu
Meski ingin kunyanyikan nada-nada kesukaanmu
Dan melihat binar bahagia dimatamu
Tetapi diantara larik-larik sajak ini Kau kan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti Impianku pun tak dikenal lagi
Meski terus ingin kutulis kisah kita dalam lembar-lembar berbunga
Meski ingin terus kuwarnai cerita kita yang seindah pelangi
Namun disela-sela sajak ini Kau tak akan letih-letihnya kucari
Pada suatu hari nanti, kita berdua telah tiada
meski kisah kita tetap abadi dalam tiap bait-bait sajak ini
tersimpan rapi, tertulis meski tak indah dalam album-album kita
mungkin masih akan di baca oleh anak cucu kita
karena dalam tiap-tiap lariknya, kupateri rasaku yang dalam untukmu