Menikmati secangkir kopi di waktu sore,
bersenandung nyanyian sukacita tentang rindu yang bisu.
Riuh tembang di jiwa yang pemalu, mendayu,
lirih berbisik…
hati berdesir pilu,rindu menyentak buncah tanpa ampun
burai dalam terpaan angin sore.
meski bianglala mulai redup, karena cahaya mentari terbaring pasrah
denyar itu tetap riuh dan memantul dalam riaknya yang sunyi
Biar kunanti dikau disaat petang, dengan rona merah dipipi
dan debar jantung yg ramai,
Rindumu adalah risau yg tak pernah tentram,
membuih laksana gelombang dalam gemuruhnya yang diam!!
Seperti alunan kecapi yg berdenting merdu bagi jiwa yg sepi.
Tersaput angin yang mengantarkan dingin yang menggigit.
Cakrawala merona jingga di saat sore, aroma kopi merebak
Menyatu dengan detak dada yang hingar bingar
Kusapa senja yang mulai muncul, beriring kegelapan berbalut mendung
Kabut terus turun, hati semakin menggigil, karena rindu tak jua usai!