Pernahkah kau lihat pucuk-pucuk cemara
yang ujung-ujungnya bergoyang tertiup angin?
Yang bergerak liar tanpa kendali, sempoyongan
Meliuk kesana kemari seiring tiupan angin yang berhembus?
Kudapati rasaku bergerak liar, merambah setiap titik yang pernah
Di tempatinya, melibas keangkuhan yang dulu pernah kutegakkan
Dan kepastian bahwa aku akan sanggup memberangusnya dari hati.
Jika kau berdiri diantara cemara, yang daunnya melindungimu dari panas
Yang batangnya tegak tempat kau bersandar?
Mungkinkah kau menafikan adanya, padahal kau rasakan dia ada?
Seperti rasaku yang menggelepar liar, dan meremukkan batas-batas rasio
Melumatnya hingga yang kusaksikan serpihan kenangan yang tegak dan nyata.
Jikalau mungkin aku terlahir kembali , mungkin tak akan kubiarkan
Rasa itu tumbuh liar, seperti pohon yang tak diinginkan,
padahal aku teduh di bawahnya. Padahal ku sangatmenikmatinya
Akan kubiarkan ia meranggas sempurna,
karena sungguh aku teramat menginginkan rasa itu hadir
mengindahkan jiwa, melembutkan hati dan memancarkan pesona di mata!
Ketika angin menggoyang pucuk-pucuk cemara
bergerak liar tanpa kendali, meliuk dan memamerkan keindahanya
sungguh ……
aku amat menikmatinya disini, di dada bahkan di jiwa yang
yang pernah luruh dan terkapar bisu!