Membangun Cinta = Menciptakan Syurga

Seringkali aku didatangi teman-teman untuk sekedar curhat tentang kegelisahan, impian dan berbagai keinginan untuk masa depan mereka, sering juga mereka curhat ttg masalah yang sedang mereka hadapi kesulitan mencari orang yang pas untuk dijadikan pasangan dalam rumah tangga ataupun kesedihan karena orang yang disangka cocok ehhhh ….. ternyata selingkuh dan memutuskan hubungan, kalau mencari jodoh itu sulit ternyata menjaga apa yang sudah kita miliki lebih sulit lagi karena lebih sering lagi teman-teman yang curhat masalah rumah tangga yang seperti tak pernah ada habisnya, lucunya lagi karena yang curhat rata-rata jauh di atas usiaku dan lama perkawinanpun lebih lama dari aku sendiri.

Dari curhat-curhat mereka itu aku jadi berpikir dan jujur banyak belajar sekaligus introspeksi diri, mengapa orang mau menikah? Karena mereka jatuh cinta. Mengapa ada yang rumah tangganya kemudian bahagia? Apakah karna mereka terus-terusan jatuh cinta? Ternyata tidak, karena cinta juga tak bisa di manipulasi hehehe…… Rahasianya ternyata karena mereka terus menerus berusaha untuk membangun cinta mereka. Jatuh cinta itu menurutku gampang saja, 10 menit juga bisa, siapa yang tak akan jatuh cinta jika melihat perempuan cantik, cerdas, santun dan bersikap terpuji atau sebaliknya, seorang laki-laki gagah, perhatian, dan sudah mapan pula? Tapi membangun cinta itu susah sekali, perlu waktu seumur hidup.
Mengapa jatuh cinta gampang? Karena saat itu kita buta, bisu dan tuli terhadap keburukan pasangan kita. Yang kita liat dari pasangan kita adalah hal-hal baik yang sengaja dia perlihatkan, kalaupun secara tak sengaja ada hal buruk yang tersingkap maka kita sengaja membutakan mata, seolah-olah kita tidak melihat keburukan itu.

Tapi saat memasuki pernikahan, tak ada yg bisa ditutupi lagi. Dengan interaksi 24 jam per hari, 7 hari dalam seminggu, semua belang tersingkap. Di sini letak perbedaan jatuh cinta dan membangun cinta. Jatuh cinta dalam keadaan menyukai. Namun membangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel. Dalam keadaan jengkel, cinta bukan lagi berwujud pelukan, melainkan berbentuk itikad baik memahami konflik dan bersama2 mencari solusi yg dpt diterima semua pihak. Cinta yg dewasa tak menyimpan uneg-uneg, walau ada beberapa hal peka yang mungkin sulit diungkapkan seperti masalah keuangan, orang tua, keluarga bahkan masalah sex. Namun sepeka apapun masalah itu perlu dibicarakan agar kejengkelan tak berlarut.

Syarat untuk keberhasilan pembicaraan adalah kita bisa saling memperhitungkan perasaan. Jika suami istri saling mementingkan perasaan sendiri, mereka akan saling melukai. Jika dibiarkan berlarut, mereka bisa saling memusuhi dan rumah tangga bisa berubah bukan lagi sebagai surga tapi sudah menjadi neraka bagi keduannya. Apakah kondisi ini bisa diperbaiki? Tentu saja bisa, saat masing- masing mengingat komitmen awal mereka dulu, apakah dulu ingin mencari teman hidup atau musuh hidup. Kalau memang mencari teman hidup kenapa sekarang malah bermusuhan? Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. Tetapi sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. Membangun cinta berarti mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, tenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah dan bertanggung jawab. So …….mau punya teman hidup? Jatuh cintalah. Tetapi sesudah itu bersiaplah untuk membangun cinta, hanya dengan begitu kita belajar untuk menciptakan syurga di dalam rumah kita, dan menjauhkan panasnya bara neraka darinya.^_^

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: