SALAM CINTA UNTUKMU SAHABATKU

Sahabatku ……………………………………
Entah mengapa aku ingin sekali tahu sedang apa dirimu saat ini
Saat hening menyelimuti malam, dan semilir angin bertiup lembut
Ketika rindu membalut hati, dan riaknya mengalun membasahi lorong-lorong jiwa

Sahabatku ………………………………………
Aku tak tahu seperti apa sosokmu, yang lebih tak kumengerti
Mengapa aku mencintai sosok semumu yang tak pernah ku kenal
Saat siang mulai payah …… dan dewi malam dengan gaun berajut bintang datang
Membesuk hariku, mungkin saat yang sama kau lena dalam mimpi malammu
Dan tak peduli dengan rasa yang mengacaukan hidupku.

Sahabatku ……………………………………..
Malam tak jua beranjak, seperti rasaku yang tak mau lepas meski
Aku berupaya menepisnya pergi
Sulit ku urai inginku yang mengusutkan segenap pikiran sehatku
Karena tak sesederhana yang kukira
Ku ingin menatap lekat matamu, hingga kujenguk kedalamannya
Yang kuingin tak harus kupilah perasaanku antara nyata dan semu
Dan inginku kemudian adalah menikmati senyummu, bukan ucapmu

Jika mungkin ku genggam jemarimu, dan biarkan gemuruh dalam dadaku
Berdentam laksana derap tapak kuda yang berlari kencang
Menyulut kalut yang gempita, dan membungkah galau dalam
kemelut Resah yang menyiksa …………..

Sahabatku ……………………………………….
Kata-kata adalah penghubung rasa kita,
yang tertoreh jujur dari dalam lubuk hati,
sesaat aku terpukau larut akan kata yang kutahu maya
hanya sesaat, kemudian aku kembali luruh, di hantam oleh misteri rasa
Maafkan jika ada cinta yang menerobos masuk tampa sengaja
Seperti halnya hatiku yang tak mau beranjak dari bayangmu
Beri tahu aku, kemana harus kusimpan semuanya
Dimana harus kutempatkan hatiku?
yang tak sanggup ku pindahkan dari ingat kepadamu,
Karena sejujurnya aku takut terluka, aku takut merasakan sakit
Karena telah kucoba menepisnya, namun selalu gagal

Sahabatku………………………………………..
Dikau ada dalam rajutan hari-hariku kini
Bayangmu meski semu, tetap terikut dalam adaku yang yang nyata
Kubiarkan kau ada dalam tumpukan rasaku, meski mungkin sakit bagiku
Kupejamkan mataku kuat-kuat, sambil berkata dalam hati
Semoga ku jelang kau dalam mimpiku ……….
Jika mimpi tentangmu berlalu, dan pagi datang
Aku akan tetap berani mengucapkan salam cinta untukmu SAHABATKU!!!

8 Replies to “SALAM CINTA UNTUKMU SAHABATKU”

  1. Mungkin aroma untuk saling berdekatan pernah kita rasakan saat pertama kali berkenalan,mendramatisirnya seolah menjadi kesatuan takdir yang telah diatur dengan sempurna oleh Yang Maha sempurna juga,mungkin juga pernah terlintas saat itu untuk mengenal namamu saja,cukup sudah! tidak ingin ada ikatan apa-apa.

    tapi lagi-lagi kita mendramatisirnya seolah sebagai kesatuan takdir yang barangkali suatu kesalahan dengan jebakan yang bisa membuat kita tertawa akhirnya. hingga kian lama,ketertarikan untuk bisa mengenalmu,mulai berniat tumbuh walaupun tanpa dipupuk.

    Kita mungkin juga awalnya tidak pernah sma sekali berbakat untuk menjadi pribadi yang ramah dan menyenangkan,tapi lagi-lagi kita mendramatisirnya sebagai kesatuan takdir yang menjebak kita ke dalam garis ikatan yang berbeda dari biasanya.

    Hingga entah darimna,kita sama-sma jadi berusaha untuk menyesuaikan satu sama lain,ingin sekali rasanya melakukan hal terbaik dan bersikap yang terbaik untuk sosok yang tiba-tiba jadi spesial.

    Sahabat,hingga akhirnya aku mulai berani untuk tertawa lebih lebar dan bersikap lebih terbuka,menceritakan apa saja tanpa celah,bahkan tidak ingin menyisakan apapun yang terganjal yang awalnya ingin dinamakan sebuah rahasia.

    Hingga selanjutnya,aku mulai berusaha mengenal utuh apa yang ada pada dirimu,memperhatikan mutiara yang seringkali engkau pancarkan bahkan seonggok hal mejijikkan yang juga seringkali kau tebar.

    tapi lagi-lagi aku mendramatisirnya sebagai kesatuan takdir sekaligus anugerah.

    Kau kukenal hanya sebagai pribadi yang punya ruang tersendiri,nilai-nilai yang kau tanamkan untuk dirimu sendiri,benihnya mulai terserak ke ladangku juga.bahkan hal-hal yang menjadi prinsip dan nilai-nilai agung yang kau junjung, kupelajari hingga bisa tersalur sedikit ke aliran darahku juga, lagi-lagi aku mendramatisirnya sebagai kesatuan takdir yang ajaib.

    begitu juga sebaliknya,hingga sempat aku berpikir kita mungkin terlahir dan diciptakan dalam satu kerangka otak yang sama.

    kedekatan itu juga ternyata menghasilkan sesuatu yang luar biasa!

    bahkan hingga ku tidak ada disampingku lagi sekarang,ikatan itu bertmabah menjadi luar biasa,setelah kita mengenal kecintaan yang paling indah!”kecintaan pada Rabb Yang Maha Sempurna, Maha Mengatur segalanya..”

    Aku bisa merasakan bayanganmu,saat aku sedang butuh kata-kata penguatan ,nasehat bijak, dan bahumu untuk menopang tangisku yang sringkali susah terbendung.

    sosokmu yang kau pikir bukan apa-apa,yang pernah seringkali kau ceritakan disaat kau rapuh,kau beri aku kesempatan untuk melihat sisi punggungmu yang tidak bisa dilihat orng kebanyakan, kau beri juga aku kesempatan untuk meneguk sedikit madu-madu yang pernah yang kau dapatkan dengan susah payah,

    tapi , ternyata sosok yang kau pikir bukan apa-apa itu, membuatku benar-benar rindu. rinduuu sekali, bukan cuma saat aku mersa kesepian dengan kehidupan ini, tapi memang aku seringkali merasa sendirian.

    terima kasih engkau membantuku mendapatkan hidayah yang luar biasa ini, memberikan ku kesempatan juga untuk merasakan indahnya berjalan dengan kursi yang nyaman, dan setir yang aman, walupun jalannya berlubang dan terjal.

    memperkenalkanku cara untuk menjadi sesuatu…

    Suka

    1. Terima kasih sudah mampir dan memenuhi undanganku ^_^, jujur komenmu surprise banget buatku, tak pikir cuman satu hehehehe ……
      Mungkin kita sering mengingkari kata hati saat berbicara, tapi itu hal yang paling sulit aku lakukan saat menulis. Kata yang terangkai menjadi kalimat adalah ucapan yang paling jujur dari dalam hati tampa basa-basi, apalagi polesan untuk menyenangkan hati orang lain, karena mengekspresikan “rasa” adalah kebutuhan hati untuk mengosongkan pikiran dari semua hal yang mengganjal dalam benak, sekaligus meluapkan perasaan hati yang penuh sesak dengan aneka rasa.
      Sahabat ……..
      seringkali aku berpikir, adakah yang salah dengan “rasa”? tapi setiap kali aku memikirkan itu, setiap kali pula kutemukan jawabannya bahwa rasa apapun itu tak bisa kita salahkan, karena sekian kali ku coba mengusirnya setiap kali itu pula dia keukeh bercokol, hingga akhirnya aku tiba pada kesimpulan “biarlah dia ada disana” tak akan menjadi dosa jika saja aku menyikapinya dengan baik, bukankah rasa itu adalah anugerah Tuhan? yang bisa datang kepada siapapun yang di kehendakiNya? MUNGKIN juga seperti yang kau katakan mendramatisasi seolah kesatuan Taqdir ….. atau apapun itu, tapi satu yang pasti dan aku percaya, tidak ada sesuatupun yang terjadi atas setiap makhluknya tampa seizinNya. Itu juga akhirnya yang membuatku pasrah dan tidak lagi berusaha untuk menghalaunya. ^_^
      Membiarkan rasa itu hadir, dan tumbuh sendiri dengan alami …. dan mengarahkannya menjadi rasa persaudaraan yang pekat …. ternyata lebih indah dari pada rasa yang pernah ada sebelumnya …… hal yang membuat hati selalu hangat, karena kita percaya seorang saudara akan selalu ada kapanpun dia, kita butuhkan, dan kita juga akan selalu hadir kapanpun dia butuhkan. Indah bukan? ^_^
      Kalaupun ada yang ingin kutuliskan kini, hanya ucap syukur kepada Tuhan , karena telah mengirimkan kau untukku menjadi sahabat sekaligus saudara bagiku, jangan katakan apa-apa lagi, seperti aku juga tak ingin mengatakan sesuatupun, karena Tuhan telah menjalin semuanya dengan indah!!!

      Suka

      1. Mengapa kalimat sahabat terasa lebih istimewa dari sekedar teman. Karena sahabat, terkadang memiliki nilai yang indah tersendiri. Mungkin karena persahabatan, tidak terjalin secara cepat dan singkat, namun di perlukan proses yang panjang. Sahabat, saling memahami, saling mengingatkan, saling memberi, terkadang pula, saling menutupi kekurangan masing-masing. Sahabat, terkadang tak merasa tersakiti, walau hakikatnya perih. Persahabatan, sering diwarnai dengan berbagai pengalaman, baik suka maupun duka, mereka tetap saling menghibur dan menenangkan. Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya, ia memberanikan diri menegur apa adanya.

        Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah. Saling merindui antar sesama, menjadi bagian dari kehidupan sahabat, karena kehadirannya, sangat dinantikan. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya. Semoga kita mampu menjadi seorang sahabat yang sejati bagi sahabat kita…

        Suka

      2. Lagi-lagi aku sepakat denganmu,Sahabat adalah orang yang menyediakan bahunya uintukmu bersandar ketika lelah, menyediakan tangannya untuk menghapus air matamu dan menyediakan pangkuannya untuk menampung semua dukamu, ada bersama kita di kala senang dan tetap mendampingi kita di kala susah, dan itu sangat tidak mudah.Berapa banyak yang mampu melakukannya? kita berharap saja kita sanggup menjadi menjadi sahabat sejati! ^_^

        Suka

  2. Apa yang tersirat di atas cukup sulit aq pahami, semua rasa yg tercurah itu apakah iya tercurah dengan yg di sebut Sahabat,
    aq takut jika semua yg tersirat itu dgn sahabat, apakah sahabat yg di maksud itu akan mengerti demgan semua itu . . .
    mungkin apa yg ku rasa ini sempit dlm pemikiran ku,
    tp aq takut akan hal itu . . . . .

    Suka

    1. ^_^ Semua itu untuk sahabat, tidak mudah memang untuk memahami, sama tidak mudahnya bagiku untuk mengurai semuanya dengan kata-kata, tapi seperti yang kukatakan mengekspresikan “rasa” adalah kebutuhan hati untuk mengosongkan pikiran dari semua hal yang mengganjal dalam benak, sekaligus meluapkan perasaan hati yang penuh sesak dengan aneka rasa.Dan jika sudah tertumpah maka aku kemudian sanggup tidur lelap karena kemudian aku tidak membawanya dalam mimpi-mimpiku lagi.Thanks untuk attensimu.

      Suka

Tinggalkan komentar