Ku angkat handphone pada saat “bukan cinta biasa” nya Afgan tinggal satu bait lagi. Dara ( bukan nama sebenarnya) temanku menelpon ingin ketemu sekarang juga. Sebenarnya aq malas meninggalkan meja kerjaku, karena hari ini aku berencana menyelesaikan pengetikan revisi dokumen yang di butuhkan pada saat audit survailance ISO nanti. “ saya ingin ketemu kamu sekarang!” katanya, “bagaimana kalau besok Aya! Besok kan minggu, kita bisa ketemu seharian dan aku bisa mendengarkan ceritamu tampa terganggu!” kataku mencoba menawar.”Please sayang, aku mohon… aku ingin kamu kesini sekarang!” katanya mengiba dan aku tak sanggup menolak permohonan yang disampaikan dengan gaya memelas seperti itu “ Oke,katakan sekarang kau ada dimana?” tanyaku” Food court Mall Tatura!” jawabnya. “Tunggulah disana, aku usahakan datang!” kataku menyerah. Secepatnya aku meluncur kesana, agak sulit mencari dimana sosok Dara diantara sekian banyak pengunjung, ketika smsnya masuk “ Sovi, aku menunggu di depan gerai masakan sunda!” saat mataku menyapu nama-nama gerai kulihat sosok imutnya melambaikan tangan dari arah barat tempatku berdiri. Bergegas aku melangkah kesana, menyalami dan mencium pipinya kanan kiri, lalu serta merta menghempaskan tubuhku di kursi.” Makan dulu yah?”katanya menawarkan, kujawab dengan gelengan “ aku Cuma pengen minum!kau tidak ingin melihat badanku semakin melar kan?” Dara tersenyum” boleh, tapi tidak air putih, aku mau makan, karena langsung lapar lagi setelah kejadian tadi!” katanya memesan juice sirsak beserta nasi, ayam bakar komplit untuk dirinya dan juice tomat buatku. Kuamati sahabatku ini diam-diam, aku menangkap kegelisahan atau mungkin aku salah, aku juga melihatnya salah tingkah, dia adalah sahabatku yg sangat periang, aku jarang melihat dia seperti ini, bahkan kadang-kadang aku berpikir ” pernahkah dia punya masalah?, kalaupun iya, akhirnya semua bisa selesai dengan gampang dan nyaris tidak membuatnya terpengaruh.Yah dia memiliki semuanya, dia seorang yang easy going, attractive, care, begitu mencintai suami dan anak-anaknya, dan satu lagi smart, untuk yang satu ini aku harus angkat topi untuknya.” Sovi,kau ingat Abdi?” tanyanya tiba-tiba,” Abdi mana?seingatku kita hanya punya satu teman yang namanya Abdi, Abdi teman SMP, gitaris vocal group kita yang tangannya selalu keringatan dan tidak percaya diri, selalu minta di tempeleng sebelum naik panggung untuk menghilangkan rasa gugupnya. Yang itukah?” Dara mengangguk dan meremas jarinya gelisah.” Yah, aku tadi ketemu dengannya.” Katanya pelan
” mana dia sekarang?” “ sudah pulang Sovi, aq tidak tahu darimana dia dapat nomor HP ku tahu-tahu tadi pagi dia sms aq pengen ketemu, aku senang sekali karena memang sudah lamakan kita tidak ketemu, aku bilang aku akan mengajakmu, dia minta nomor HPmu dan bilang dia sendiri yang akan menghubungimu, eh.. tahu-tahu dia telpon lagi katanya sudah di depan kantorku, dan ngajak aku jalan, aku bilang aku risih jika jalan hanya berdua, dia tersinggung dan bilang kenapa aku bersikap seperti itu, seolah-olah kita tidak saling mengenal katanya, karena dia ngomong begitu aku berubah pikiran, kenapa tidak? aku toh sudah sangat mengenalnya dan yakin dia pasti juga mengenal kita dengan baik”. Katanya, kemudian terdiam lama.
Aku tidak mengatakan apa-apa , yang akan menyela pembicaraannya toh aku memang di panggil untuk mendengar,”kau tahu Sovi, setelah hampir 27 tahun tidak melihatnya, dia sangat berbeda dari Abdi yang kita kenal, Abdi yang kulihat hari ini jauh lebih gagah dari Abdi kecil yang suka gugup, dia begitu percaya diri dan matang, sejujurnya aku terpesona melihat penampilannya”. “ itu satu kelemahanmu, seandainya dia bukan Abdi pasti kau bilang kalau kau sudah jatuh cinta padanya” kataku sambil tersenyum tapi lalu terkejut saat kulihat ekspresinya murung.”Dia mengajakku ke pantai, kami tidak turun dari mobil, meskipun aku ingin sekali turun karena risih hanya berdua saja di dalam mobil bersamanya, tapi aku juga tidak ingin mengambil resiko, turun dari mobil dan jalan-jalan berdua di tepi pantai seperti sepasang kekasih, kau tahu bagaimana aku bukan?”. Aku mengangguk, 30 tahun berteman dengannya, membuatku mengenal betul seperti apa pribadi Dara, banyak yang iri dengan semua talenta yang dimilikinya juga sifatnya yang supel dan periang, dia bisa berteman dengan semua orang, tapi juga sengaja membangun tembok, Dia memiliki dunia sendiri yang dia bangun untuk mimpi dan angannya, agar dia aman bersembunyi disana, dan tak seorangpun yang bisa menyakitinya, yah Dara yang sebenarnya adalah seorang yang sangat rapuh, cengeng dan rendah diri. Namun semua sifatnya itu justeru membuatnya semakin berkilau diantara teman-teman pria, karena tidak satupun dari mereka yang benar-benar dekat dengannya,tapi sekaligus selalu merasa istimewa dan dihargai. Tidak jarang mereka bertanya “Sovi, sebenarnya Si Aya suka gak sih sama aku?” ” kenapa kamu gak Tanya aja sendiri ama dia?”kataku balik bertanya. Yah seperti itulah Dara, seolah dia begitu gampang diraih, namun kenyataannya sangat sulit, bahkan untuk di dekati. Hingga kami kuliah di kampus yang sama, aku tidak melihat orang yang benar-benar dekat dengannya layaknya kekasih, herannya dia selalu mengaku jatuh cinta kepada laki-laki yang tampil percaya diri dan pintar, mati-matian ingin mengenalnya. Hingga dia bertemu suaminya dan bilang dia sudah menemukan cinta pertama dan terakhirnya, Ah…. Aya memang pribadi unik.
” Sovi!aku dan Abdi awalnya bercerita tentang masa SMP kita, menertawai hal-hal lucu di masa lalu, tapi kemudian dia menodaiku!”katanya nyaris tak terdengar, aku menutupi keterkejutanku dengan menyeruput juice tomat di hadapanku dan dengan mata yang berkabut karena air mata Aya melanjutkan ceritanya “Bayangin sovi, empat puluh dua tahun aku menjaga kesucianku, dan hanya menyerahkannya kepada suamiku, orang yang aku cintai dan halal untukku, hari ini Abdi menghancurkan semua kebanggaanku!” ucapnya penuh emosi dan airmata yang bercucuran” Maksudmu Abdi memperkosamu?” tanyaku setengah terperajat dia menggeleng “ Alhamdulillah belum sejauh itu, tapi dia menciumku, dengan amat ganas!” katanya mengambil tisu dari kotak dan menghapus bibirnya dengan kasar. Aku menarik nafas lega, meskipun ini juga bukan hal sepele tapi paling tidak, belum sejauh apa yang aku takutkan,” Aku menangis dan memberontak tapi dia mengatakan justeru responku yang seperti itu bisa membuat semua orang akan mendatangi mobilnya, Ya tuhan Sovi, aku begitu marah padanya dan pada diriku sendiri yang sudah membiarkanya memperlakukan aku seperti itu!” katanya terisak-isak, aku mengusap tangannya menenangkan, aku bersyukur karena tempat kami duduk agak dipojok dan nyaris tidak ada orang yang akan memperhatikan Dara yang menangis tersedu begitu.” Dia berjanji tidak akan menyakiti aku, tapi dia sudah melakukannya, sovi!aku merasa menjadi perempuan paling hina justeru pada saat dia mengatakan dia sudah mencintaiku sejak kita masih sekolah!Dia bilang dia tidak akan mengganggu keluargaku, sementara dia telah membuatku merasa berkhianat pada suamiku, Dia bilang dia hanya melakukan apa yang ingin dia lakukan 27 tahun lalu dan keinginan itu semakin besar setelah dia menemuiku saat ini, dia menggerayangiku, menciumku seolah-olah aku perempuannya, dan tidak berhenti meski aku sudah memaki dan mengumpatnya dengan kata-kata kasar!” air mata masih terus mengalir di pipinya yang putih, aku nyaris kehabisan kata-kata untuk menghibur, harus kuakui Dara memang naïf seperti juga aku, karena selalu menyangka bahwa perasaan teman-teman kami seperti perasaan kami, padahal waktu 27 tahun tentu telah mampu mengubah segala hal termasuk kepribadian Abdi dari laki-laki pemalu menjadi laki-laki seperti apa yang ditemui oleh Dara. Ditambah lagi kabar terakhir yang kami dengar Abdi seorang Duda yang bercerai dari isterinya 4 tahun lalu.” Sov….. apa yang sudah aku lakukan?kenapa aku mau saja di ajak olehnya hanya karena menyangka dia masih Abdi kita yang dulu?meski dalihnya dia menyayangiku karena kita pernah berteman dekat ,toh tidak bisa membenarkan dia dengan mudah saja menciumku seperti itu bukan?” aku mengangguk,karena aku sendiri juga bingung bagaimana menanggapi hal yang dia alami. Abdi yang kami kenal memang tergolong cowok paling romantis dikelasku, paling pintar merayu, halus dalam berkata-kata , aku sendiri sudah lupa, apakah dulu dia menyukai Dara, kalaupun iya pasti dia tidak akan berani mengatakannya secara langsung, tapi apapun alasannya hal yang tidak benar jika dia memperlakukan Dara seperti itu, mereka bukan siswa SMP dan yang paling penting mereka bukan muhrim. Wajar jika Dara merasa terpukul dan merasa bahwa dia telah berkhianat pada suaminya. “Aya, aku mengerti sekali bagaimana perasaanmu saat ini, seandainya aku ada di posisimu, aku pasti akan merasakan hal yang sama, aku akan marah, benci dan jijik pada diriku karena telah di hinakan sedemikian rupa oleh teman yang sudah demikian kita kenal”aku berkata perlahan dan menunggu reaksinya, Dara diam hanya menunggu apa yang akan aku katakan“Tapi betapapun sakit dan terhinanya kita, toh semua sudah terjadi, menangis dan meratapi sesuatu yang sudah terjadi hanya akan meninggalkan kepedihan hati, sementara merenunginya dan mengambil pelajaran dari hal yang sama adalah proses pendewasaan diri, syukuri bahwa Tuhan masih memeliharamu hingga Abdi tidak sampai melakukan hal yang lebih jauh lagi. Itulah kenapa kita tidak di bolehkan berdua saja dengan orang yang bukan muhrim, karena urusan laki dan perempuan memang tidak ada kata bisa jaga diri bukan?, mungkin sudah saat kita berfikir bahwa perempuan sejelek apapun dia dalam pikirannya,tetap saja menarik bagi laki-laki yang dihatinya ada penyakit, apalagi perempuannya secantik dirimu!” aku mencoba tersenyum, meski Dara tidak membalasnya aku tahu dari ekspresinya dia menyetujui ucapanku, “ aku masih merasakan penghinaannya di bibirku dan disini!” katanya mendesah, menunjuk dadanya, dia menghapus bibirnya berulang-ulang dengan tisu.” Aku tahu, pulanglah dan cobalah untuk memaafkan dirimu sendiri, mintalah ampun untuk kehilafan yang sudah terjadi, hanya itu yang bisa menentramkan pikiran mu saat ini, apa yang bisa menghapus perasaan bersalah selain memaafkan?dan yang bisa menghapus perasaan berdosa hanyalah permohonan ampun kepada Tuhan.”Dara menangkup kedua tanganku dalam genggamannya “ Makasih sovi, aku beruntung memilki sahabat sepertimu!” katanya” Ssst… aku juga bangga memiliki kau sebagai sahabatku,karena kau telah mengajarkan banyak hal padaku, bukankah sahabat yang baik harus ada disisi sahabatnya kapanpun dia membutuhkan?” Dara tersenyum mengiyakan dengan air mata yang berurai, berdiri mengelilingi meja dan memelukku erat. Aku membalas pelukannya” ayo kita pulang sekarang, sudah sore!”kusodorkan tisu untuk membersikan wajahnya, tidak tergesa kami berjalan meninggalkan food court menuju eskalator, dalam hati aku berkata” betapa banyaknya laki-laki di luar sana yang menyakiti dan menghina perempuan dengan dalih mencintai, menuruti hawa nafsu dan bersembunyi dibalik kata cinta, menjadikan cinta sebagai tameng untuk melindungi keinginan syahwatnya, Abdi hanya salah satu diantaranya. Sementara Dara hanya salah satu korbannya, berapa banyak juga perempuan di luar sana yang jadi korban manipulasi cinta palsu seperti cinta Abdi?yang tidak mampu melindungi kehormatan dirinya dari pernyataan palsu, bahkan terperosok dalam kehinaan karena ketidak berdayaannya? dan berapa banyak wanita menyadari bahwa mereka telah menjadi korban?cinta laki-laki memang sanggup membakar semua akal sehat yang mereka miliki, bahkan juga bisa memberangus rasa kasih yang sebenarnya mereka miliki. sedangkan rasa perempuan hanya sanggup mendinginkan dirinya sendiri dan membuatnya beku tak berdaya.
belum semua saya baca, maaf yah. Menurut saya tulisan ini hanya cocok untuk anak remaja.
SukaSuka
semoga tulisan ini bs jd pelajaran berharga bg kt,agar selalu berhati-hati /mengantisipasi hal-hal yg tdk diingini.CLBK biasax lbh seru! so dlm semuax kt wajib protec.ok!
SukaSuka
Tq. Atas kunjungan dan dan share pendapatnya yah!Memang harapanku juga begitu.
SukaSuka
menurut sy adbi bknlah seorang shbt yg baik, seorg shbt yg baik yg bisa menjg dan menghargai seseorg dan dara adalh korban dr kebrutalan seorg lelaki yg tak bermoral yang menganggap semua orang bisa diperlakukan seenaknya, atau itu adalah ungkapan perasaan cintanya yg sejak lama dipendam namun tak mampu diungkapkan karena kurangnya percaya diri pada saat itu, atau itu adalah pengruh karena terlalu lama menduda, namun ini menjd pelajaran buat kita semua untuk tidak serta merta mempercayai seseorag sekalipun itu adalah T E M A N !
SukaSuka
Yups bu, terimakasih untuk kunjungan dan analisanya. Kuharap saja ini jadi Pelajaran buat kita semua.
SukaSuka
maaf bu, hal yg dilakukan Abdi utk alasan apapun mmg tdk bisa dibenarkan.. tp spertinya tulisannya hanya melihat dr sisi kepentingan gender,
menurut saya sih, justru PENGHINAAN itu akan lebih menyentuh substansi dr SAKIT yg sebenarnya, jk itu berasal dari seorang perempuan (melihat dr pnglaman, curhatnya teman2, kjadian disekeliling)
SukaSuka
Sy hanya coba mengangkat kasus tampa tendensi apapun selain menulis kejadian tersebut apa adanya untuk menjadi pembelajaran bagi kita semua.namun pun begitu thanks berat buat comment nya yah!
SukaSuka
that’s a great story ever i read ma’am. really i like it !
sometimes i want as you because you are the best thing your student.
SukaSuka
Thanks my dear!for your coming n give a comment, be your self n believe that, you can surprisewhen you know ” Who are you?”
SukaSuka
tulisan ini bisa kita jadikan serbagai pembelajaran bagi kita semua. untuk selalu berhati-hati jika berduaan dengan yang bukan muhrimnya. dan skrng ini kita jangan mudah percaya dan terpesona dengan melihat seseorang dari penampilannya saja.
SukaSuka
Yups, benar sekali.thank buat kunjungannya!
SukaSuka
thet’s right My teacher
SukaSuka
Thanks cantik, sudah mampir di blog saya!
SukaSuka