Pernahkah terpikir di benak kita, seandainya kita tidak menikah dengan suami yang kita miliki sekarang? Entah kenapa tiba-tiba pikiran itu melintas di benakku saat melihat kejadian yang berlangsung di Salon dimana biasa aku merawat kulit dan rambutku, justeru tepat di hari Ulang tahun perkawinanku yang ke tujuh belas Kepalaku tengah di pijat oleh sari, petugas salon yang menjadi langgananku, ketika sepasang laki-laki dan perempuan masuk . Rambut si perempuan nampak tidak teratur, entah stylenya memang seperti itu tapi kulihat dari cermin bukan itu masalahnya, rambut yang tebal dan hitam legam itu bisa dibilang di gunting asal-asalan hingga nyaris merusak kecantikan pemiliknya, ditambah lagi matanya yang sembab dan terus-terusan menggigit bibir menahan tangis. Sementara di belakangnya laki-laki yang mengantar dan kucurigai sebagi pacarnya tapi kubantah sendiri (mustahil, mereka sudah tidak muda lagi) mungkin juga suaminya, menatap dengan gemas bahkan sesekali menggertakkan gigi , membentak dan menyuruh si perempuan menghentikkan tangisnya. ” sari tolong rapikan lagi rambut saya !” katanya terisak. Sari menghentikkan pijatannya dan berkata pelan” kenapa ibu? bukannya rambutnya baru di rebonding kemarin?” masih terisak dan melirik takut-takut pada laki-laki yang duduk agak jauh dari tempat kami dia berkata ” iya di gunting ama suamiku!” (ternyata benar suaminya, dalam hati aku mengutuk sialan betul dia, kenapa rambut isteri di bikin rusak begitu? )
” Sebentar ya bu, kalau ibu mau saya bisa panggilkan ellen, saya lagi creambath ibu ini!” kata sari, tapi perempuan itu menggeleng ” saya mau sari aja, biar saya tunggu!” katanya lagi kembali melirik laki-laki yang terus menerus menatap tajam kepadanya.” sari, silahkan biar ibu itu saja dulu, saya menunggu gak papa, kan udah lama tadi di pijat,” kataku mengalah, kasian sekali melihat kondisi perempuan yang begitu tertekan.” gak papa ya bu sovi? saya lihat sebentar apa yang bisa di lakukan sama rambut si ibu!” katanya membungkus kembali kepalaku dengan handuk menarik steambath, mengatur suhunya dan memasangnya di kepalaku, aku meraih novel yang tadi kubawa dari rumah dan meneruskan membacanya.” Duh ibu, agak sulit juga memperbaiki guntikan rambut ibu! kenapa bisa jadi begini bu?” aku mengangkat kepalaku dan menatap mereka melalui cermin, si ibu kembali menghapus air matanya yang mengalir tampa berkata apa-apa.” saya gunting rata juga gak begitu bagus hasilnya bu! mungkin seminggu atau 2 minggu lagi baru bisa rapi betul!” suara sari terdengar putus asa, si ibu hanya menganggukkan kepala sedih. Dari cermin aku melihat suaminya menatap tak perduli mendengar omongan sari, bahkan pura-pura tidak mendengar sambil menyibukkan diri membuka halaman koran yang tengah di bacanya. Dalam hati aku masih mendongkol, ya Tuhan laki-laki macam apa yang ada di dekat kami sekarang ini? Layakkah perempuan yang telah diambilnya sebagai isteri di perlakukan seperti ini? Atau sebegitu besarnyakah kesalahan yang di lakukan sang isteri sehingga kata maafpun tak cukup menggagalkan hukuman baginya? Sebegitu marahnyakah hingga mahkota isterinya harus di pangkas sedemikian rupa? Kututup mataku, sambil mengucap syukur kepada Tuhan sambil membayangkan laki-laki terbaik yang di kirimkanNya untukku. Yang selalu sabar menghadapi aku yang keras kepala, yang selalu tersenyum bahkan tergelak jika mendengar cerita -cerita lucu yang aku sampaikan, yang rajin memijiti tangan dan kakiku jika aku mengeluh capek sepulang mengajar. Yang bahkan ikhlas membuatkan aku kopi yang kami nikmati berdua setelah sholat subuh. Yang teramat khusuk dan indah membacakan aku ayat -ayat suci, memberi pemahaman, mengimami sholat farduku dan anak-anak. yang teliti mengurus semua hal dirumah, bahkan yang lebih banyak kulupakan sebagai isteri di tengah kesibukkannya mencari nafkah. Bahkan yang setiap hari harus membersihkan bak mandi karena tahu aku alergi. Yang dengan sigap menghandle urusan anak-anak jika dilihatnya aku tengah sibuk dengan literatur dan tugas- tugas kuliah. Bahkan menemaniku hingga larut malam ketika aku harus mencari bahan untuk tulisan-tulisanku.
Hari ini usia pernikahan kami sudah tujuh belas tahun, kalau aku di suruh mereview kembali hari – hari yang lewat maka kutemukan bahwa Tuhan telah mengirim malaikat untukku,tidak pernah suamiku memperlihatkan wajah marah lebih dari 15 menit, itulah sebabnya aku beranggapan bahwa suamiku manusia paling ganteng yang pernah kutemui, meskipun nyaris semua temanku bahkan saudara-saudaraku mengatakan mereka segan padanya karena wajahnya yang terkesan garang.Tidak pernah aku mendengar kata-kata kasar selain permohonan dan doa agar dia di beri kekuatan dan kesabaran menghadapi semua persoalan hidup. Tapi keluarga yang manakah yang bebas dari masalah? Tujuh belas tahun hidup bersamanya membuatku merasa jadi wanita yang paling beruntung, menjadi wanita yang paling berharga dan menjadi wanita yang paling di cintai di dunia ini. Karena aku telah di perlakukan sebagai Dewi di rumahnya, menjadi kekasih di ranjangnya dan menjadi ibu bagi semua anak-anaknya.
Hari ini aku berpikir jika saja bukan dia yang jadi suamiku saat ini mungkin aku jadi wanita yang paling tidak berharga, jadi wanita yang paling durhaka bahkan menjadi wanita yang tidak akan membaui syurga yang konon sudah tercium dari jarak ribuan kilo, karena pasti aku akan melawan jika dia akan memangkas rambutku hingga rusak, akan memberontak jika dia tidak mengizinkan aku melahap semua buku kesukaanku ( meski untuk kesukaanku yang ini terkadang aku harus menghabiskan separuh dari gaji bulananku), akan menangis hingga air mataku kering jika dia membentakku, bahkan bisa nekat meninggalkanya jika saja dia mengurung dan mencoba memukulku.
Hari ini Tuhan, Kusyukuri karena telah kau kirimkan Malaikat menjadi suamiku, yang mampu meredam semua gejolak dan hasrat yang menggebu dalam batinku, yang memberi ketenangan dan ketentraman hati di saat galau, yang menuntun dan membimbing langkahku hingga selalu ada di jalanMu. Hari ini aku memohon padaMu……………. Biarkan ia tetap bersamaku hingga maut memisahkan. Biarkan cintanya tetap utuh kepadaMu karena hanya dengan demikian aku merasa cintanya juga utuh bagiku. Biarkan kami saling menggenggam, saling menopang, saling menyemangati dalam menapaki jalan takdir kami, hingga kelak saat kami menghadapMu, kami sanggup mengucapkan terima kasih padaMu karena telah mempertemukan kami dalam kuasa dan kehendakMu. Panjangkan jodoh kami, dan rawatlah cinta kami padaMu hingga kami benar-benar menjadi keluarga Mawaddah wa Rahmah.Amin.
Khalil Gibran:
“Pernikahan adalah kebersamaan hingga sayap putih kematian menghampiri, Saling mencintai namun biarkan ada jarak diantaranya, hingga angin syurga menari disana. Biarkan cinta menjadi lautan yang bergerak antara pantai dan jiwa kalian. Berdiri bersama jangan terlalu dekat, karena pilar kuil yang kokoh berdiri terpisah, pohon ek dan pohon syprus tidak tumbuh dalam bayangan pohon yang lain.” (Special for My husband, for all your love, your understanding and for your smile every morning!)
seLamat Bu, atas Ulang Tahun Pernikahannya yg ke 17… semoga Langgeng seLamax….!!!
satu pertanyaan saja yg mengganjaL benakku, Apa masih ada wanita-2 yg seperti ibu di Jaman sekarang ini…???
SukaSuka
Terimakasih Ya Dhy, atas kunjungannya! Yang lebih baik banyak!yang lebih mahal juga banyak ha..ha…
SukaSuka
Sebelimnya, aku ucapkan SLAMAT HARI JADI yg ke 17, sukses slalu ya …….
Ku ucapkan trima kasih atas undanganx utk ngunjungi blog…..jujur aja, aku agak males baca blog2 yg gak jelas, tapi ketika kamu minta aku baca aku lgs buka…dan wowww… baru aku sadar dan tulisanmu menyadarkan aku betapa slama ini aku begitu sibuk dgn urusanku sendiri sehingga lupa kapan hari jadi perkawinanku dan yg keberapa jg hal2 yg telah kami lalui slama ini……gila kan sobat ???? Any way thanks a lot …..u remind me about my wedding …..
SukaSuka
Na! pembelajaran sering buat kita tersentak ternyata milik kita jauh lebih indah dari yang dimiliki orang lain, hanya kadang kita melihatnya dari kaca mata yang berbeda dan merasa memang sudah demikian seharusnya, sehingga kemilaunya terlihat samar!Tq buat kunjungannya.
SukaSuka
Maka sykurilah apa yg telah diberikan oleh yg kuasa, karena sesungguhnya apa yg telah diberikan itulah yg terbaik buat kita yg kadang kita tdk menyadarinya dan yakinlah bahwa perempuan yg baik akan mendapatkan laki laki yag baik begitu pula sebaliknya ………..!!!
SukaSuka
Terima kasih kunjungan dan sarannya.
SukaSuka
Women are the most valuable person in this world. Whatever she always wanted to do in value, although it is the smallest acts. I was a woman wants to be respected by others opponent. Wedding day is a day of waiting by a married couple where they will remember the times they had spent together. There are ups and downs that lived together. Desire is always desired by a husband and wife is a happy family.
Through this blog I want to convey to all the couples are always happy to partner each other, because happiness is not a lie of wealth and luxury but of peace and harmony of the family itself. Thank you to my beloved husband wherever he was.
Thank you Bunda …
SukaSuka
Ray!I dont know how to reply your comment coz…Iam agree with you Dinda.
SukaSuka
saya ucapkan Selamat Hari Jadi Perkawinan ke 17 meskipun sudah lewat .
Semoga tetap bahagia dan sukses selalu menyertai ibu Sekeluarga.
Saya sangat terharu membaca blog Ibu yang luar biasa shg saya jd merenungi diri saya sendiri krn selama 20 thn usia perkawinanku tak pernah sekalipun kami mengingatnya tepat waktu dan berlalu begitu saja .
saya bersyukur kepada Allah telah memiliki suami yang baik dan penuh pengertian terutama dalam hal mengurus anak2 membantu pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh kaum ibu jika saya lagi sibuk (sibuk sendiri)
semua dia kerjakan dengan enjoy…
SukaSuka
Makasih Ibu!Alhamdulillah jika tulisan itu mamfaat buat ibu.Semoga keluarganya juga menjadi keluarga syakinah!
SukaSuka