“Tolong katakan, jika menyingkirkan gangguan dari jalan merupakan bagian dari iman, bagaimana mungkin Islam memerintahkan pemeluknya untuk mengganggu orang lain, melakukan teror, pembunuhan, pengrusakan dan peledakan?"
Dikutip dari majalah As-sunnah
Miris rasanya melihat apa yang terjadi belakangan ini, hampir semua chanel televisi, nyaris semua media cetak memuat berita tentang matinya gembong teroris, di tangkapnya pelaku teror bom dsb, dengan korban yang luar biasa banyaknya. Dan semuanya mengatas namakan Islam.
Yang kita sayangkan bahwa kita sebagai seorang muslim lupa, bahwa Islam sesungguhnya mengajarkan konsep yang sangat indah yakni: bahwa kehadiran kita di dunia ini sebagai “ Rahmatan Lil Alamin” Masya Allah demikian indahnya konsep itu.
Jika kita mengekspresikan hal itu, maka kehadiran kita mestinya membawa kebaikan kepada seluruh “Makhluk “ tanpa batasan, bukan hanya bagi keluarga, tetangga, saudara, tapi seluruh yang namanya makhluk di muka bumi ini, siapa saja, kapan saja dan dimana saja kita berada. Setiap langkah kita hendaknya penuh dengan cinta kasih, cinta yang tidak berbuah kecewa, patah hati, sebab sumbernya adalah Sang pemilik cinta itu sendiri, mimbarnya adalah cahaya Illahy dan sifatnya abadi.
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Dari kitab shahih Muslim, yang di riwayatkan oleh Anas bin Malik)
“Apabila seseorang mencintai saudaranya, maka hendaklah ia mengatakan rasa cintanya kepadanya” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)
Nabi Muhammad SAW, telah mencontohkan bagaimana Akhlak beliau yang selalu menebarkan cinta kasih bahkan kepada musuh-musuh beliau. Masih ingatkah kita bagaimana Rasulullah selalu menyuapi seorang pengemis Yahudi yang buta? yang setiap saat mencaci dan mengumpat beliau, hingga tatkala beliau wafat, dia digantikan oleh salah seorang sahabat, Abu bakar as Sidiq, ketika Abu bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah dan berteriak” Siapakah kamu?” Abu bakar menjawab “ Aku orang yang biasa!”, “ Bukan!,engkau bukan orang biasa yang mendatangiku”, jawab orang buta itu.”Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri”. Pengemis yahudi itu melanjutkan perkataannya. Abu bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, “ Aku memang bukan orang tua yang biasa datang padamu, aku adalah sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada, Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW”. Setelah pengemis itu mendengar ucapan Abu bakar ra, iapun menangis dan berkata, “ benarkah demikian?, selama ini aku telah menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan makanan setiap pagi, ia begitu mulia…….Pengemis Yahudi buta itu akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan Abubakar ra.
Adakah orang yang lebih mulia akhlaknya dari pada itu, menghormati orang yang memusuhinya dengan perlakuan seterhormat itu? Jika kepada musuhnya beliau melakukan hal yang demikian? Bagaimana pula perlakuan beliau kepada keluarganya, saudaranya, dan umat yang lainnya? Tidakkah pantas jika kehadirannya memang menjadi rahmat bagi semua makhluk di sekitarnya, bahkan bagi seluruh alam? Lantas kita yang mengaku beragama Islam, yang mengaku umat Nabi Muhammad, kenapa pula melakukan hal yang bertentangan? Menyebabkan orang lain resah? Menebarkan ketakutan dengan aneka macam teror , tega melukai sedemikian banyak orang, dan bahkan kita telah menjadi Firaun, yang sanggup membunuh orang tanpa ampun bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun?
Islam memang menyuruh kita keras terhadap orang kafir, namun Allah juga lebih menyukai perbuatan adil seperti firman Allah SWT, ”Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS 60:8). jika mereka berbuat sesuatu yang kita yakini akan merusak keimanan kita, merusak aqidah kita , bahkan memerangi kita karena agama kita atau bahkan mengusir kita dari negeri kita, maka kita boleh memerangi mereka, namun itu tidak berarti kita bisa menghakimi mereka tanpa ampun, mengajak orang untuk beriman , Rasulullah SAW tidak menggunakan kekerasan dan selalu menggunakan cara yang halus, itupun beliau masih membutuhkan bertahun-tahun, karena hanya Allah SWT yang memiliki hak memberi hidayah kepada siapa yang dia kehendaki, tugas kita hanya menyampaikan, lantas apa pula hak kita, yang notabene hanya manusia biasa untuk berlaku keras dalam mengajak orang beriman? Apapula hak kita merenggut nyawa orang tak bersalah hanya karena dia tak seiman dengan kita?
Islam menganjurkan kita berkasih sayang antar sesama sebagaimana sebuah hadits yang mengatakan:Rasulullah bersabda,” Sayangilah oleh kamu sekalian sesama manusia yang ada di muka bumi ini, maka pasti makhluk yang ada di langitpun akan menyayangi kamu!” kenapa kita tidak coba menunjukkan sebaik-baik akhlak, seperti yang di contohkan Rasulullah, sehingga bukan hanya kita yang meyakini bahwa Islam itu rahmat tapi juga non muslim akan menyadari bahwa gelar teroris memang tidak layak di tempelkan pada umat Muhammad SAW. Bahkan mungkin melalui cara itu pula mereka akan meraih hidayah Allah SWT, mau mempelajari islam, memperbaiki akhlak mereka. Bukankah untuk itu pula Nabi Muhammad di utus “ untuk memperbaiki akhlak manusia” karenanya marilah kita memperbaiki akhlak kita dengan banyak berbuat baik, sebagaimana Firman Allah SWT, ”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap sedikit pun.” (QS 14:24-26). sekali lagi, tolong katakan! Jika Islam itu datang sebagai rahmat sekalian alam, bagaimana mungkin pada saat yang sama Islam memerintahkan pemeluknya untuk mengganggu orang lain, melakukan teror, pembunuhan, pengrusakan dan peledakan?”
Bu saya sudah baca tulisanta, saya berfikir membaca tulisan ibu seperti saya membaca buku yang menceritakan tentang islam
SukaSuka
terimakasih, semoga bermamfaat!
SukaSuka