“Allahuma ar zukna Hubbak, wa hubba man yu hibbuk, wa hubba ‘Amalin solihin, yukorribuna ila hubbik.”
Ya Allah, aku mohon cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaimu dan cinta orang yang beramal sholeh yang mendekatkan aku kepada CintaMu
Kehidupan dunia yang begitu kita agung-agungkan, ternyata tiada abadi, hanya dalam hitungan menit, Sumatra Barat luluh lantak oleh gempa bumi yang dahsyat, siapa yang pernah membayangkan bahwa kematian itu begitu dekat? Siapa yang pernah membayangkan jika sore yang cerah kemudian berubah menjadi jerit kematian?Tak seorangpun, Setiap kita mendengar ada bencana, setiap kita membaca tentang kematian begitu sedikit kita yang memikirkan bahwa itu signal Tuhan bagi kita, dan tanda agar kita juga bersiap-siap menjemput maut, apakah dengan sebab yang sama atau dengan sebab yang lain. Karena kematian adalah sebuah keniscayaan yang akan di alami oleh setiap mahluk yang ada di muka bumi. Tapi yakinilah bahwa tidak setiap orang mau memikirkannya, memimpikannya bahkan tidak setiap orang merindukannya. Bahkan jika mungkin setiap orang ingin menghindarinya, baik dalam pembicaraan , dalam mimpi apalagi dalam angan-angan. Jika kita di tanya berapa lama kita ingin hidup maka hampir pasti kita jawab dengan jawaban ala Khairil Anwar aku ingin hidup 1000 tahun lagi, tak tergambar sedikitpun di benak kita bahwa hidup 1000 tahun lagi akan sangat menyusahkan diri kita sendiri apalagi anak dan cucu kita, bayangkan usia 40 tahun yang bagi sebagian orang dianggap sebagai “The Beginning of Life” karena kematangan usia, dan kemapanan hidup nyaris pada usia ini, tapi sebagian kita sudah mulai merasakan gejala alam, rambut yang berwarna dua, ngilu sendi, mata rabun dsb. Tapi semua itu tak kunjung membuat kita menyadari bahwa kehidupan dunia hanya terminal, tempat kita mengaso untuk kemudian pindah kekehidupan abadi, waktu kita lebih banyak kita gunakan untuk mengejar sesuatu yang sementara sifatnya, harta , tahta dan wanita. Tiga hal yang telah diperingatkan oleh Rasulullah untuk kita waspadai, mereguk kehidupan dunia seperti halnya kita minum air laut, tidak akan membuat kita bebas dari kehausan, hingga tampa kita sadari pencarian dan pengorbanan waktu kita kita sia-sia tampa sedikitpun mamfaat untuk kehidupan akhirat. Harta yang kita usahakan, akan hilang dari kita dalam hitungan detik jika kita lebih memilihnya dari pada cinta Allah swt, Tahta yang kita kejar hingga harus menyikut dan menginjak orang lain, segera menjauh dari kita, jika itu juga menjadi penghalang bagi kita untuk dekat kepada Allah. Apakah kita berpikir bahwa isteri cantik atau suami yang ganteng akan tetap seperti itu setelah usianya bertambah, apalagi jika digerogoti oleh penyakit.
Usia, jodoh dan rezki adalah hal yang telah di tulis olehNya untuk kita sebagai jalan taqdir yang kita jalani kemudian, untuk menjalani taqdir kita, yang kita butuhkan adalah Cinta dan ridhoNya, hingga sepahit apapun hal yang kita hadapi tidak membuat kita berkecil hati, tidak membuat kita putus asa, karena kita yakin Allah SWT selalu ada bersama kita, menaungi kita dengan cintaNya, melindungi kita dengan keridhoanNya.
Dicintai olehNya, bukanlah hal yang sulit, karena Allah SWT telah memberikan jalan yang harus kita terabas agar sampai kepada cintaNYa. Mencintai berarti kita berungguh-sungguh melakukan apa yang di sukai oleh yang kita Cintai, dan menghindari melakukan hal yang di benci olehNya. Hal itu hanya bisa kita jalani, jika kita menyadari terlebih dahulu, bahwa kehidupan akhirat adalah kehidupan abadi, menyadarkan diri kita bahwa melakukan hal yang dicintaiNya adalah ibadah yang untuk itulah tujuan kita di hadirkan ke bumi ini. Bukan semata-mata hadir untuk mengahbiskan usia dengan sia-sia, tapi untuk tunduk, patuh dan taat kepadaNya, hingga Maut datang menjemput.
Semoga aku dijemput, dalam keadaan husnul khatimah, ridho dan di ridhoi olehNya. Amin
Seperti kata orang bijak:
Cinta kepada harta artinya Bakhil
Cinta kepada wanita artinya alamiah
Cinta kepada diri sendiri artinya bijaksana
Cinta kepada mati artinya hidup
Cinta kepada Tuhan artinya Taqwa.